Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Jangan Buat Kesalahan!

14 Januari 2021   12:33 Diperbarui: 14 Januari 2021   12:46 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak orang secara tak sengaja melakukan kesalahan dalam hidupnya. Kesalahan itu, baik yang fatal maupun tidak, barangkali membuat kesulitan yang rumit ditanggulangi, di kemudian hari.

Salahsatunya, dialami penulis, belasan tahun lalu. Akibat kesalahan tersebut, berbagai hal yang direncanakan dulu ketika hidup memasuki usia senja, porak-poranda. Penulis pun terpaksa harus memutar otak sekeras mungkin -- dan ekstra sabar, dalam mengarungi kehidupan yang kian hari kian keras ini. Apakah itu takdir?

Suatu ketika di tahun 2012, penulis memutuskan resign dari perusahaan. Alasannya, perusahaan memutasikan penulis ke bagian yang tugas-tugasnya samasekali tidak dipahami. Yang lainnya, penulis merasa perusahaan sudah tidak membutuhkan penulis lagi dan ingin menyingkirkan pelan-pelan -- yang tentu saja itu tidak benar dan hanya asumsi pribadi saja.

Salahnya, ketika memutuskan resign, penulis belum memiliki rencana apapun. Yang terlintas saat itu, penulis akan memanfaatkan sebagian uang pesangon dari perusahaan untuk melakukan bisnis kecil-kecilan. Salahsatunya, membeli kendaraan roda empat untuk kemudian dijadikan kendaraan rental. Kebetulan ada tetangga yang siap menjadi pengemudi dan menggerakan roda usahanya.

Resign akhirnya terjadi. Perusahaan meng-acc permohonan resign karena kebetulan sedang ada program rasionalisasi pegawai agar tidak "gemuk". Uang pesangon pun cair, dan sesuai rencana, sebagian dijadikan uang muka membeli roda empat bekas untuk dijadikan kendaraan rental.

Semula, semuanya  berjalan lancar. Mobil rental menghasilkan uang, untuk mengganti gaji yang hilang  dan membayar cicilan mobil ke bank. Penulis cukup bahagia walau tidak bekerja, walau usia waktu itu masih produktif.

Namun menginjak bulan ketiga, semua tidak berjalan sesuai rencana. Tetangga yang dipercaya mengelola rental mulai memperlihatkan perangai buruknya. Dia mulai berulah. Setoran tidak utuh lagi dengan alasan ini-itu. Suatu ketika kendaraan bahkan ada yang meminjam hingga satu bulan, tetapi uang tidak masuk dengan alasan peminjamnya. Sementara kewajiban ke bank tidak bisa ditunda!

Yang terjadi kemudian,  penulis dan keluarga mulai limbung! Sisa uang pesangon semakin menipis karena harus digunakan untuk setor ke bank, selain digunakan kehidupan sehari-hari. Parahnya lagi, usaha istri yang dijalani selama ini, yakni membuka butik dan menerima jahitan, kebetulan sedang "turun" selama beberapa bulan.

Sisa uang pesangon pun akhirnya ludes. Cicilan ke bank terkendala, hingga akhirnya kendaraan roda empat itu pindah kepemilikan, ke orang yang siap meneruskan cicilan.

Hikmah

Seperti yang ditulis di muka, akibat kesalahan itu, penulis mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan ini.  Setelah setahun resign, penulis sempat bekerja di tempat lain yang masih ada kaitan dengan profesi. Namun lagi-lagi, ada kesalahan yang dilakukan penulis  secara tidak sadar, hingga harus tersingkir lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun