Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pilkades Serentak di Era New Normal, Mengapa Tidak?

2 Juni 2020   08:27 Diperbarui: 2 Juni 2020   08:28 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabar, tawakal dan berserah diri. Demikianlah barangkali sikap yang mesti dipegang para calon kepala desa di seluruh Indonesia yang pelaksanaannya ditunda karena pandemi corona.

Jika saja sikap di atas dilupakan, tidak mustahil para calon kepala desa (calkades) akan depresi, frustasi atau stres berat -- walau tentu tidak semuanya.

Wajar, memang.

Ketika sejumlah pemerintah daerah memutuskan menunda tahapan pilkades gara-gara pandemi corona dengan mempertimbangkan saran Mendagri, tahapan yang mesti dilewati calkades sebenarnya tinggal dua lagi, kampanye dan pencoblosan.

Khusus di Kabupaten Sumedang misalnya, rentang waktu penundaan ke pencoblosan hanya tinggal hitungan hari saja, sekitar 17 hari!

Sementara yang mesti dikerjakan panitia pemilihan desa, antara lain menyiapkan kartu pemilih, baligo calon dan beberapa hal lagi yang terbilang ringan.

Yang berat, yakni mendata pemilih tetap, saat itu sudah usai, bahkan diplenokan.

Artinya, para calkades, saat itu sudah berada dalam keadaan onfire, siap tempur.

Jumlah pendukung dipastikan sudah bisa dipetakan; mana yang kemungkinan memilih dan tidak, sudah tergambar. Titik-titik yang mesti diperbaiki dengan pendekatan maksimal juga sudah diketahui.

Sejumlah calkades barangkali sudah "habis-habisan" untuk menghadapi pencoblosan yang tinggal beberapa minggu lagi. "Habis-habisan" di sini, adalah menggencarkan sosialisasi, baik langsung maupun melalui relawan atau tim suksesnya.

Calkades yang yakin akan unggul, beberapa minggu sebelum pencoblosan, tidak mustahil sudah ada yang merencanakan syukuran dan menyiapkan beberapa ekor domba dan sapi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun