Mohon tunggu...
Aam Permana S
Aam Permana S Mohon Tunggu... Freelancer - ihtiar tetap eksis

Mengalir, semuanya mengalir saja; patanjala

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman dengan Pawang Hujan

27 November 2018   14:27 Diperbarui: 27 November 2018   14:35 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langit hitam/dok penulis

Saat panik sambil sesekali melihat kondisi alam, sang pawang hujan yang kebetulan dipercaya juga menanak nasi, menghampiri penulis. Dia tampak tenang kemudian berbisik. "Tolong pesankan lagu Bangbung Hideung ke pemusik. Saya ingin joged di panggung," katanya.

Bangbung Hideung adalah lagu Sunda  yang disukai pecandu joged karena irama dan hentakan kendangnya bergairah. Konon, lagu itu cukup mistis dan bisa mengundang roh-roh tertentu masuk ke tubuh yang sedang joged.

Ketika tembang yang dipesan dimainkan pemusik, sang pawang naik ke panggung. Hujan sudah mulai turun dan sepertinya akan deras. Sang pawang joged sambil terlihat komat-kamit. Saat itu, sejumlah tamu naik ke panggung juga, kemudian turut menari dengan bergairah dan seru.

Seorang penari  tiba-tiba jatuh pingsan di atas panggung, entah karena apa. Setelah digotong ke rumah dan penulis membaca Al Fatehah dan mencipratkan air putih ke wajahnya, yang pingsan, tersadar. Ia istigfar beberapa kali.

Ajaibnya, bersamaan dengan selesainya lagu pesanan pawang hujan,Bangbung Hideung, alam tiba-tiba terang kembali. Hujan pun berhenti.

Sang pawang mendekati penulis kemudian berbisik kembali. "Ada yang mengganggu, tapi sudah saya usir," ujarnya. Tapi dia tidak menjelaskan apa dan siapa yang mengganggu itu, juga soal tamu yang tiba-tiba naik ke pangung dan salahsatunya jatuh pingsan.

"Alhamdulilah, Allah SWT mengabulkan doa kita. Semuanya karena kemurahan dan kebaikanNya," kata sang pawang kepada penulis.

Penulis mengangguk-angguk. Setuju dengan ucapannya.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun