Mohon tunggu...
Leonardo Wibawa Permana
Leonardo Wibawa Permana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter, Dosen, Trainer Manajemen dan Akreditasi Rumah Sakit dan Fasyankes Lainnya, Narasumber Seminar, Penulis.

dokter

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pengalaman Imajiner dengan Yesus : Matius 4:18-22, "Jadilah penjala manusia bagiKu, dengan jala-jala manusiawimu, ... "

30 November 2024   10:16 Diperbarui: 30 November 2024   10:25 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.pexels.com/photo/a-boat-at-sunset-23844236/

Aku sedang berada di Galilea saat itu, melihat Yesus yang juga sedang berada di situ. Ya, Galilea, yang penduduknya merupakan salah satu kelompok Orang Yahudi yang paling religius di dunia pada saat itu. Orang-orang Galilea bermukim di pinggir laut, jalur perdagangan di Zaman Yesus. Karena itu, masyarakat daerah ini lebih sering berinteraksi dan berkomunikasi dengan banyak orang dari berbagai tempat di dunia. Mereka juga rata-rata lebih terdidik dalam Ajaran Kitab Suci, lebih menghormati kitab itu, dan lebih setia melakukan apa yang diajarkan di dalamnya. Tak mengherankan kalau fakta-fakta itu sangat membantu menciptakan komunitas yang sangat religius, yang dibentuk oleh keluarga-keluarga yang kuat secara spiritual, sehingga kuat pula bertahan terhadap pengaruh pemikiran agama luar dibandingkan beberapa Komunitas Yahudi lainnya.

Dalam komunitas di Galilea, anak-anak dibesarkan dengan sistem pendidikan yang kuat. Mereka mulai mempelajari Kitab Suci pada usia 5 tahun dan berlanjut hingga akhir masa remaja, pada saat mereka akan mulai belajar perdagangan, atau tiba saatnya menikah bagi remaja perempuan. Dan, tanggung jawab atas pendidikan para siswa di setiap komunitas, dipercayakan kepada seorang rabi yang sangat dihormati. Pada masa remaja, sembari belajar ilmu perdagangan, siswa-siswa terbaik akan melanjutkan pendidikannya dalam bidang Kitab Suci. Sedikit di antara mereka akan meninggalkan rumah untuk berguru kepada seorang rabi terkenal dan bepergian bersamanya untuk waktu yang lama. Siswa-siswa itu disebut 'talmidim' dalam Bahasa Ibrani, yang berarti 'murid'. Dan para talmidim itu bukan sekedar belajar dan menjadi murid, namun mereka 'ingin menjadi seperti gurunya'. Mengapa hanya ada sedikit talmidim ? Karena mereka harus terlebih dahulu meminta izin kepada sang rabi dan kalau dia mengizinkan, barulah murid-murid itu bisa berguru kepadanya. Sang rabi harus memastikan lebih dulu kompetensi para muridnya dan dia harus percaya akan kemampuan mereka. Jadi, banyak yang memohon, sedikit yang dipilih.

Dan, pada saat itu, seorang Rabi Besar yang sudah mulai terkenal, Yesus dari Nazaret, yang menyerukan, "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat !" (Mat 4:17), sedang berjalan menyusur Danau Galilea, sebuah kawasan komersial yang dikelilingi banyak kota, juga pusat industri perikanan yang berkembang pesat, sekaligus lokasi beriklim semi-tropis Laut Galilea dengan mata air belerangnya di Tiberias, yang menjadikannya tujuan populer bagi para pelancong, juga mereka yang mengupayakan kesehatan.

Alangkah terkejutnya dua orang bersaudara, Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya, yang sedang menebarkan jala di situ karena mereka penjala ikan, juga dua orang bersaudara, Yakobus dan Yohanes, kedua anak laki-laki Zebedeus, yang sedang membereskan jala di dalam perahu bersama ayah mereka, pada saat Yesus berkata kepada mereka, "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia" (Mat 4:19). Petrus dan Andreas serta merta, tanpa mengulur waktu, meninggalkan jala mereka begitu saja, begitu pula Yakobus dan Yohanes segera meninggalkan perahu serta ayahnya, dan mengikuti Yesus, Sang Rabi itu. Mengapa mereka tanpa mengulur waktu, tidak pula melakukan segala sesuatu untuk sekedar membenahi semua milik mereka, serta merta mengikuti Dia ? Karena merupakan peristiwa amat langka, seorang Rabi Besar yang justru memanggil mereka, menawarkan kesempatan yang amat berharga untuk menjadi murid-muridNya, bahkan mereka yang hanya para penjala ikan, bukan remaja-remaja berprestasi ! Ini adalah kesempatan besar yang mungkin takkan terulang lagi bila mereka menolaknya.

Aku bertanya kepada Rabi Besar itu, "Mengapa Engkau yang memanggil mereka dan bukannya mereka yang datang memohon kepadaMu agar boleh menjadi murid-muridMu, sama seperti rabi-rabi besar lain ? Lalu, mengapa orang-orang sederhana itu yang justru Kaupilih menjadi para talmidimMu sedangkan para rabi lain memilih mereka yang sangat berprestasi ?" Dia tersenyum kepadaKu sebelum menyahut, "Ingatlah SabdaKu, Nak, 'Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, ...' (Yoh 15:16), dan Aku sangat mengenal siapa yang harus Kupilih dan Kuutus, 'Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, ...' (Yer 1:5). Suatu saat nanti engkau akan sangat mengerti, memahami, sekaligus mengangguk setuju untuk pilihan-pilihanKu ini !"

Ia berujar lagi kepadaku, "Dan engkau, Sobat, berusahalah menjadi penjala manusia bagiKu, dengan jala-jala manusiawimu, di dalam perahu duniawimu, berpedomankan hati dan jiwa SurgawiKu... !"

SELAMAT PESTA SANTO ANDREAS RASUL.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun