Belajar dari pengalaman menjadi pegiat sosial  desa hutan sejak tahun 1991  dan pegiat LMDH sejak tahun 2001, saya berkeyakinan bahwa harus ada upaya sungguh-sungguh dan nyata untuk merubah desa hutan Jawa yang lekat dengan kebodohan, kemiskinan dan ketertinggalan serta LMDH yang masih sering di sebut siluman (ada lembaganya tapi tak ada aktifitasnya)  menjadi desa hutan yang di rindukan... menjadi LMDH penggerak kemajuan peradaban. Dan itu harus di mulai dengan dua  kata, yaitu  "Revolusi LMDH".
Revolusi LMDH adalah perubahan LMDH yang menyangkut kelembagaan dan program yang berkait erat dengan pokok-pokok kehidupan masyarakat desa hutan dan berlangsung secara cepat (tanpa kekerasan) dengan atau tanpa perencanaan ( Yang di diskusikan terus menerus)
Revolusi LMDH bergerak menuju :
1. Masyarakat desa hutan menjadi masyarakat pembelajar sepanjang khayat
LMDH harus bisa memerankan dirinya menjadi lembaga pembelajar atau tempat berlangsungnya proses pendidikan untuk mengubah tingkah laku individu (Pesanggem,penyadap,blandong) ke arah lebih baik melalui interaksi sosial dengan lingkungan sekitar. Seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Desa Hutan atau Forest Village Community Learning Centre. Bisa juga dalam bentuk Majelis Taklim atau padepokan
2. Masyarakat desa hutan menjadi masyarakat produktif.
LMDH bukan sekedar lembaga sosial. LMDH juga harus bisa memerankan lembaganya menjadi lembaga ekonomi yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan  masyarakat desa hutan secara berkelanjutan. Seperti Lembaga Usaha Perhutanan Sosial dan atau Koperasi
3. Masyarakat desa hutan mendapatkan hak perlindungan jaminan sosial
LMDH sebagai lembaga yang mewadahi para pekerja kehutanan, wajib hukumnya memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan. Minimalnya jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian, untuk mencegah terjadinya kemiskinan akibat kecelakaan kerja dan atau kematian. Karena itu, LMDH bisa memainkan peran menjadi Penggerak Jaminan Sosial Indonesia (PERISAI)
4. Masyarakat desa hutan harus melek teknologi informasi
Perubahan itu selalu terjadi terus dan menerus. Masyarakat yang tidak siap berubah pasti akan menjadi masyarakat yang tertinggal dan tergeser. LMDH harus menjembatani masyarakat desa hutan untuk menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perubahan tekonologi informasi. Jika sepuluh tahun yang lalu LMDH bergerak untuk membuat warga desa hutan melek aksara, maka sekarang saatnya gerakan itu berubah menjadi gerakan melek teknologi informasi. Wong Alas harus lampui batas. Global Village atau Kampung Digital bisa menjadi alternatif program di masa mendatang.