Mohon tunggu...
Muhamad Adib
Muhamad Adib Mohon Tunggu... Buruh - Wong Alas

Jadikan masyarakat desa hutan,nafas Pembangunan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Air Susu Dianggap Air Tuba

2 Januari 2021   07:25 Diperbarui: 2 Januari 2021   07:32 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan sampai tanggal jatuh tempo harus mengembalikan pinjaman Rp. 15 juta, belum mendapatkan rejeki) maka orang-orang yang datang meminjam dan atau meminta sumbangan pulang dengan tangan hampa. Lalu  isyunya menjadi lebih asyiik. Di kedamaian suasana pedesaan, Saya mendapat julukan sebagai "Tukang bikin proposal", bahwa pekerjaan saya adalah mencari uang bantuan kemana-mana dengan menjual kemiskinan warga desa. Bahwa semua kegiatan yang saya lakukan adalah "kedok"  untuk menutupi kebohongan. Subhanallah....

Melihat situasi dan kondisi yang kurang kondusif... (Hi hi hi.... seperti  negara sedang dalam situasi genting) saya merapat menemui Kepala Desa, menemui beberapa tokoh masyarakat, silaturrahmi ke Bapak Camat, Kapolsek dan Koramil. Intinya memohon bantuan untuk menciptakan suasana agar keadaan kembali kondusif. 

Lalu di buatlah sebuah acara yang menghadirkan seluruh Perangkat Desa, BPD, Ketua ketua RW dan RT, tokoh-tokoh masyarakat dan di saksikan Forkompinca dengan nama "Kupas Tuntas Argowilis". Acara di gelar di Balaidesa. Konsep acaranya dibikin seperti Sidang Terbuka dengan saya dalam kapasitas sebagai General Manager Argowilis di posisikan sebagai "Terdakwa". Seluruh yang hadir di berikan kesempatan untuk bertanya, menuduh, mendakwa, membuktikan dengan data dan fakta bahwa apa yang saya lakukan seperti isyu yang beredar.

Sayangnya, jangankan menunjukkan data dan fakta, setelah di persilahkan oleh Bapak Camat (sebagai fasilitator) ternyata tidak ada satupun hadirin  yang  bertanya. Berkali-kali pak Camat meminta untuk bertanya, sampai setengah memaksa... ahirnya ada seorang tokoh masyarakat yang berdiri dan bertanya dengan suara lantang  "Tolong di jelaskan dari mana Argowilis mendapatkan uang untuk kegiatan-kegiatan yang di laksanakan yang banyak sekali itu ? 

Soalnya kami heran juga bingung. Sebagai warga masyarakat, kami tidak pernah di mintai sumbangan. Padahal sekelas Pemerintah Desa saja setiap mau menyelenggarakan kegiatan, seluruh warga di mintai sumbangan melalui RT. Apalagi ketika kegiatan itu menghadirkan Pejabat. Padahal Argowilis sering sekali mengadakan kegiatan-kegiatan yang di hadiri oleh Pejabat bahkan oleh Bupati dan Wakil Bupati. Itu saja yang kami tanyakan. 

Dan saya kira yang lain yang hadir di sini juga pertanyaannya sama dengan pertanyaan saya. Jadi saya mewakili semua yang hadir. Tolong jelaskan darimana uangnya ??? Betul begitu hadirin ??"  lalu langsung terdengan teriakan seperti koor "Beeeetuuuuullll!!!" Pak Camat mempersilahkan saya untuk berdiri di depan dan menjawab pertanyaan yang di tanyakan oleh tokoh masyarakat tadi. Dengan tenang saya melangkahkan kaki kedepan, mengucapkan salam dan menjawab pertanyaan yang sudah saya jawab dengan judul "Hanya 10 persen saja"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun