Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jalur Lintas Selatan

31 Agustus 2023   21:00 Diperbarui: 31 Agustus 2023   21:04 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jalur Lintas Selatan

Catatan Yudha Adi Putra

Sudah kembali ke Jogja, aku merasakan banyak kenangan tertinggal di Purbalingga. Kota Perwira yang aku datangi beberapa jam lalu ternyata berhasil membuatku rindu. Tidak banyak yang aku kerjakan, bisa jadi hanya diam dan berulang menceritakan. Boleh jadi, aku merasakan semangat baru untuk melangkah. Pilihan demi pilihan membuatku bingung. Aku akan memulai dari awal perjalanan. Membawa beberapa persen kenangan yang rapat aku simpan.

Perjalanan ini memang cukup melelahkan. Berangkat pukul sebelas siang ternyata bukan hal yang menyenangkan. Aku berhasil melewati bandara dan menyapa beberapa sawah. Menyenangkan memang, bisa bertemu dengan lalu lintas jalan yang ramai. Pengendara mobil yang enggan menanti, mereka merasa memiliki jalan. Aku tidak hanya merasa kesal, bagaimana tidak jengkel, mereka memakai jalan dengan tidak hati-hati. Merasa saling berkuasa dan berebut jalan. Itu membuatku kelelahan.

Jalan yang aku tempuh mengajarkan beberapa catatan. Mungkin tentang sebuah kesabaran. Berdampak dalam hidup, setiap tikungan perjalanan memberikan pesan. Dalam pertanyaan itu, muncul tentang panggilan. Sebuah harapan yang kadang terasa semu. Tapi tidak dapat dipungkiri akan membawa dampak lebih baik lagi. Semakin tinggi harapan, tentunya semakin sulit perjalanan. Di sana akan ada rasa takut, perasaan itu yang membuat mimpi menjadi begitu besar. Ada kekhawatiran kalau tidak tercapai.

Perasaan cukup tidak bisa menjadi parameter dalam hal ini. Sebuah pandangan yang berbeda, merasa cukup dan bersyukur bukan hanya dipandang pasif, itu akan terasa menjengkelkan. Jalanan yang aku nikmati itu memberikan pembelajaran. Ada sapaan dan hidup yang penuh dengan tindakan. Kemudian, tentang apa yang ditemukan selama perjalanan. Bisa jadi, setiap tikungan menjadi nilai hidup. Memunculkan setiap ruang dan kerinduan yang mendalam. Jalan yang besar tentu memiliki tantangan yang sulit juga. Banyak pengendara memacu kendaraannya dengan kencang.

Tidak ada sapaan secara personal, orang berusaha menjadi yang terdahulu. Dalam perjalanan ini, aku menuliskan beberapa harapan dalam doa. Ingin menjadi pendeta, itu tujuanku. Belum lama, aku ingin memiliki usaha tempe. Usaha itu yang akan selalu aku pelihara. Ingin menjadi pendeta yang mandiri. Tidak hanya bergantung pada pemberian jemaat. Itu menurutku akan lebih hebat. Kemudian, setiap tindakan yang muncul juga menjadi cara bertahan hidup. Orang dengan berbagai latar belakang bisa bertemu. Membawa kesempatan masing-masing dalam tulisan.

Jalan yang dilalui harus bertabur impian. Boleh berbagai macam tentang masa depan. Boleh juga tentang harapan yang harus jadi kenyataan. Tulisan memberikan daya ubah yang luar biasa. Aku tulis saja, kalau tahun 2024 aku bisa melanjutkan studi. Membawa beberapa kesempatan untuk tetap menulis. Membawa dampak yang baik bagi sekitar. Tidak hanya memunculkan konflik saja, tapi orang bisa menilai bahwa perjuangan adalah harga mati.

Jalur lintas selatan memberikan beberapa pertanyaan juga. Tentang apa yang dijalani, bukankah itu menjadi rapalan terhadap impian. Impian bukan tentang nanti, tapi dipertanyakan dalam tindakan masa kini. Impian harus dituliskan, termasuk tentang apa yang mau dicapai dan dimiliki. Jaminan akan sukses terus memberikan ruang dalam hidup. Harapan itu menjadi dampak nyata dari tujuan hidup. Enak dalam merasakan perjuangan, aku bisa merasakan mimpi begitu nyata.

Bermimpi dengan sadar akan lebih luar biasa. Menuliskan mimpi panjang dan harapan yang muncul tentang mimpi itu sendiri. Untuk apa yang dikerjakan sekarang, dalam beberapa tahun mendatang akan menjadi susunan harapan. Kemarahan demi kemarahan juga muncul. Itu adalah akumulasi dari perjuangan yang kurang perhatian. Perhatian akan pilihan hidup yang dijalani saat ini. Ada penantian akan persimpangan jalan. Bukan hanya pada pilihan yang dilakukan. Tapi ada gerakan yang memperjuangkan hidup. Orang akan berdampak untuk berjuang. Untuk setiap langkah akan berdampak dalam pilihan hidup. Orang hidup berdampingan dengan pilihan yang bersama dalam hidup. Jarak antara hidup yang perlu ditempuh. Setiap tindakan yang muncul bisa membawa pilihan. Kemudian, setiap pindahan membawa pilihan dari pilihan dari hidup. Berdasarkan setiap orang bisa memunculkan dampak nyata dalam tindakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun