Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Obrolan Dua Mantan Guru

4 Februari 2023   20:00 Diperbarui: 4 Februari 2023   20:00 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah sebulan Jarwo nganggur. Tak ada tawaran kerjaan. Kalau ada tawaram, Jarwo menolak. Berbagai alasan dimunculkan. Mulai dari tidak cocok. Ada juga alasan gaji tak sesuai. Baginya, menganggur lebih menyenangkan.

"Untuk apa lelah bekerja ? Kita masih bisa makan. Itu sudah cukup." ujar Jarwo setelah membeli mie goreng. Uang dari Ibunya setiap bulan. Ada saja. Itu cukup untuk makan Jarwo.

"Kalau kamu sakit besok ? Kalau tua dan banyak hal lain yang membuatmu menderita ?" 

"Urusan nanti !" 

Jarwo tak peduli hari esok. Terpenting, hari ini selesai dijalani. Rasa bosan sudah menjadi sahabat. Bisa muncul kapan saja. Termasuk, siang ini. Jarwo merasakan pusing. Banyak suara dikepalanya. Menyuruhnya untuk bekerja.

"Ibu mau ke pasar ! Kau tidak pergi, Jarwo ?"

"Tidak ! Aku mau di rumah saja. Siapa tahu, nanti ada tamu datang." 

Jarwo sudah lama di rumah. Perlahan, suasana hatinya tak menentu. Mendengar kabar tetangga sukses. Melihat tetangga ada yang beli mobil. Semua pencapaian terpampang jelas. Ada di grup Whatsapp RT mereka. Sembari meminta doa restu. Mungkin saja, itu menjadi cara elegan untuk pamer.

"Kamu kapan menikah, Jarwo ? Sudah pada menikah temanmu. Ada juga yang punya anak. Apa tidak mau seperti mereka ?"
Mendengar hal itu, Jarwo hanya tersenyum. Ia masih bertahan. Menganggur sebagai jalan hidupnya.

***

Pertemuan di mulai, Jarwo bertugas. Ia mendapatkan kesempatan berbicara. Mungkin sebagai perwakilan pemuda. Bisa juga karena tidak ada yang mau. Berbicara di depan banyak orang di desa bisa menjadi boomerang. Itu hanya bisa dilakukan oleh Jarwo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun