Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Utang Gorengan di Angkringan

20 Januari 2023   18:30 Diperbarui: 20 Januari 2023   18:32 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Utang Gorengan di Angkringan

Cerpen Yudha Adi Putra

"Mau pesan apa, Mas ?" seorang lelaki tua dengan masker lusuh keluar dari tirai. Awal datang, pria itu tidak ada. Sembunyi dibalik tirai batik. Mempersiapkan untuk goreng ayam selanjutnya. Ada banyak minyak. Tahu irisan. Uang receh juga bertebaran.

             "Saya pengen ayam sepotong. Harganya berapa ya, Mas ?" tertunduk lesuh. Pria dengan kaos sobek itu bertanya.

             "Mau yang apa ? Kalau Mas mau, tidak usah bayar saja " senyum menjadi hiasan tawaran ayam goreng. Pria itu mempersiapkan capitnya. Siap mengambil gorengan panas di tirisan.

             "Tidak jadi, Pak. Saya mau beli, tapi tidak punya uang," ia memunculkan wajah sedih. Kemurahan hati ditawari ayam malah ditolak. Sebuah momen langka di masyarakat serba cepat. Mencari untungnya sendiri, tapi tidak dengan penjual gorengan.

***

             Persaingan bisa terjadi di mana saja, termasuk bagi penjual gorengan. Inovasi menjadi kunci. Kalau tidak mau beradaptasi, bisa saja ditinggal. Tidak laku, lalu bangkrut dan menangis. Tidak ada yang suka dan mau menjadi miskin.

             "Tidak bisa ! Aku harus berjuang supaya tidak miskin !" teriak penjual gorengan pada pagi buta. Ia sebenarnya malas bangun, tapi mimpi buruk datang lagi. Sebuah mimpi di mana ia bersama istrinya, tiba-tiba. Ada ledakkan dan semua hilang. Ia baru ingat, kalau belum punya pacar.

             "Tidak ada yang mau dilamar oleh penjual gorengan. Masa depan penuh dengan kolesterol !" bentak seorang bapak. Ia tidak terima, anak semata wayangnya dilamar oleh penjual gorengan. Harapan untuk punya menantu pegawai negeri, kandas kalau sampai bisa terjadi. Namun, sayang. Tidak direstui hubungannya. Anak perempuan itu malah bunuh diri.

             "Semua berlomba jadi kaya, San !" ucapan itu membuat penjual gorengan bangun. Rasa malam dilawan. Bergegas menuju pasar. Mencari bahan untuk membuat gorengan. Tidak lupa, burung diberi makan. Siapa tahu, bisa dijual kalau gorengan tak laku. Lumayan, bisa untuk menyambung hidup. Begitu pikirnya. Lelaki bernama Khasan Abdul Hamid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun