Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyandang Disabilitas dan Seni Pertunjukkan

6 Desember 2022   13:15 Diperbarui: 6 Desember 2022   13:20 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penyandang Disabilitas dan Seni Pertunjukan

Yudha Adi Putra

Pendahuluan

Sebagai penyandang disabilitas, terdapat banyak hal yang menjadi terbatas karena standar normal masyarakat kebanyakan, termasuk dalam ekspresi seni. Penyandang disabilitas adalah kondisi unik yang tidak bisa distandarkan dengan normalisasi menurut umum(Hector Avalos, Sarah J. Melcher, and Jeremy Schipper (Ed), 2007). Itu berarti dalam ekspresi seni juga memerlukan kebebasan yang berpihak bagi penyandang disabilitas.

Penyandang disabilitas memiliki hak atas ekspresi dirinya dan kewenangan untuk memanfaatkan media seni melalui berbagai aktivitas ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Keberadaan penyandang disabilitas menandai identitas mereka sebagai keterbatasan. Selain itu, dukungan normalisasi masyarakat juga membuat mereka berada dalam paham yang tidak merdeka. Pendekatan terhadap kondisi penyandang disabilitas masih identik dengan moral. Dimana ketika menjadi penyandang disabilitas itu karena perbuatan dosa atau hal buruk lainnya. Padahal, pendekatan dalam penyandang disabilitas dapat beragam dan tidak hanya pada satu pendekatan(Reynols, Thomas E, 2008).

 Identitas sebagai penyandang disabilitas itu berkaitan dengan ekspresi seni. Pertama berkaitan dengan identitas soaial yang memiliki arti pada signifikasi pribadi. Selanjutnya, identitas sebagai penyandang disabilitas juga melibatkan interaksi berupa kesepakatan dan komunikasi dalam membangun relasi. Realitas penyandang disabilitas sedang berhadapan dengan berbagai aktualisasi diri. Seni dapat membantu itu dan memberikan ruang bagi penyandang disabilitas berekspresi. Hal ini merupakan bentuk kontribusi seni bagi penyandang disabilitas secara masif untuk memperjuangkan hak dan kontribusi dalam masyarakat. 

Dalam upaya tersebut, pemaknaan akan seni dan kebudayaan bagi penyandang disabilitas hendak menegaskan bahwa penyandang disabilitas adalah pribadi yang unik. Secara praktis, perlu ada ruang bagi penyandang disabilitas untuk berekspresi secara bebas dan bertanggung jawab. Menjadi penyandang disabilitas tidak boleh terbatas dalam mengaktualisasikan dirinya. Normalisasi dan standar jangan menjadi acuan bagi penyandang disabilitas untuk berekspresi. Dalam hal ini, peran seni pertunjukan menjadi penting. Tidak hanya untuk menyuarakan kepentingan penyandang disabilitas, akan tetapi memberi ruang untuk mereka berekspresi.

Seni Pertunjukan dan Pandangan Disabilitas

  • Proses Seni Pertunjukan
  • Proses hadirnya seni pertunjukan memberikan hiburan atas realita hidup(Aguk Irawan, 2021). Gambaran realitas hidup dengan berbagai keresahannya, termasuk kritik sosial dapat hadir dalam sajian seni pertunjukan. Dari gambaran tersebut, maka peran realita dalam proses seni pertunjukan menjadi sumber inspirasi yang diolah dalam proses kreatif. Menampilkan seni pertunjukan berarti memunculkan realita hidup dengan berbagai keresahannya, baik sebagai harapan atau sebagai hiburan. Dalam rangka itulah seni pertunjukan hadir dengan berbagai proses yang kreatif. Seni pertunjukan juga identik dengan menujukkan keberpihakan pada mereka yang tersingkirkan. Itu sebagai wujud menyuarakan suara yang lain dalam tindakan seni pertunjukan. Seni pertunjukan dalam proses kreatifnya terdapat olah rasa yang memiliki keterikatan pada kondisi kultural, sub-kultural serta psikologis untuk merespon realita sebagai perayaan hidup. Perwujudannya dapat dalam konteks seni pertunjukan bisa menampilkan kegelisahan bersama hingga menafsirkan realitas untuk memberdayakan.
  • Perjumpaan antara realita hidup dan seni pertunjukan memang membawa keindahan, termasuk ada perjuangan di dalamnya. Perjuangan seni pertunjukan dalam berbagai prosesnya itu membawa dampak dalam realita hidup selanjutnya. Jadi, dalam hal ini seni pertunjukan menjadi sebuah refleksi atas realita secara jujur. Kejujuran dalam seni untuk terbuka terhadap realita adalah pedoman penting. Faktor eksternal dalam ekspresi seni juga perlu dilibatkan untuk berkreasi. Sehingga proses seni merupakan dialog yang kontekstual terhadap kegelisahan hidup. Kegelisahan itu dapat dijumpai juga dalam bagaimana disabilitas dilihat oleh masyarakat hingga nantinya masyarakat memberikan definisi dan batasan yang malah menindas keberadaan penyandangnya. Untuk dinamika dan kepentingan itu, seni perlu jujur dalam memberikan ruang hingga menyuarakan kepentingan realita hidup, termasuk penyandang disabilitas untuk dapat berdaya dalam perjuangan berekspresi atas berbagai panggilan hidupnya.
  • Masalah Ideologi dan Kepentingan

Seni pertunjukan juga membawa ideologi dan refleksi dari kepentingan. Pendekatan dalam kritik ideologi dapat menunjukkan pesan moral yang dibawa dalam seni pertunjukan. Belum lagi, ketika ada kepentingan uang dalam seni pertunjukan. Peran dan dinamika panggung akan membawa kepentingan. Kehidupan seni pertunjukan dalam perjalanannya juga perlu membawa ideologi disabilitas dan berbagai kepentingannya. Oleh sebab itu, bentuk ideologi dalam penyandang disabilitas memandang dirinya beserta realita perlu dikontruksi. Penyandang disabilitas bukan kekurangan, penyandang disabilitas tidak memiliki keterbatasan.

Kata "terbatas" dan "normal" seolah memberikan tembok pembatas dalam pikiran masyarakat serta penyandang disabilitas. Ketika ideologi itu dibangun kembali, tentu pandangan dan kepentingan penyandang disabilitas bisa bersifat unik dan kontekstual. Itu menjadi perayaan akan ideologi yang beragam dalam seni pertunjukan. Komunitas seni pertunjukan sebaiknya juga memperhatikan kontruksi mengenai penyandang disabilitas itu, dalam kreasinya dapat memberikan pandangan yang terbuka sekaligus memberdayakan untuk merefleksikan penyandang disabilitas dengan berbagai peran dan dinamikanya.

Awalnya, kepentingan dan ideologi berkaitan dengan keresahan sosial. Tentu sangat beragam, kemiskinan dan kesenjangan menjadi persoalan sosial yang dominan. Akan tetapi, ketika diperhatikan lebih lanjut terdapat kepentingan penyandang disabilitas yang sering tertindas karena dianggap memiliki keterbatasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun