Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petani yang Beriman pada Padi

28 November 2022   08:45 Diperbarui: 28 November 2022   08:50 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Petani yang Beriman  pada Padi

Cerpen Yudha Adi Putra

Nama petani jarang disebutkan, tidak ada tokoh besar yang menjadi petani. Tidak seperti penulis atau penyair, ada nama besar yang diingat dengan karyanya. Petani itu mudah dilupakan, tapi padinya sangat diharapkan. Petani sering namanya dihilangkan, sebutannya menjadi Mbah Tani saja. Orang -- orang pun, dengan gampangan, memanggil petani di desa dengan sebutan Mbah Tris atau Mbah Sepuh. Menariknya, Mbah Tani sangat senang dengan sebutan itu. Meski nama aslinya sangat dia rahasiakan.

                "Sebutan Mbah Tani sudah lebih dari cukup. Itu sebutan yang mengapresiasi, saya senang. Saya tidak ingat dulu diberi nama siapa oleh orang tua, tapi semenjak mengurus sawah, saya dipanggil Mbah Tani. Ada yang mengatakan kalau nama saya Tris, tapi saya merasa tidak pantas dipanggil dengan sebutan itu. Lalu, nama asli saya tetap menjadi rahasia, Tris hanya nama perkiraan tetangga saya saja," ujar Mbah Tani setelah merapikan benih padi yang nanti akan ditanam.

                Bertani sudah dilakukannya sejak muda, bahkan melebihi pekerjaan. Bertani menjadi hobi, ibadah, atau mungkin tidak berlebihan jika disebut kalau bertani adalah jalan yang dihidupinya. Ia beriman pada padi. Apa saja bisa menjadi alasannya untuk pergi ke sawah. Jika diberi kesempatan untuk bercerita, maka Mbah Tani bisa bercerita tentang malam yang dilaluinya di sawah.

                "Burung hantu ketakutan ketika malam. Tikus tidak diburunya. Ada ular yang mencari temannya. Burung ciblek memilih tidur di ranting yang lebih tinggi. Sawah di malam hari penuh dengan ketakutan dan tidak seimbang. Namun kunang-kunang tetap berusaha menghibur hewan di sawah pada malam hari," ujar Mbah Tani. Mbah Tani lalu tertawa setelah bercerita. Tawanya khas dengan menunjukkan giginya yang hampir habis. Membuat ramai perkumpulan dimana Mbah Tani bercerita dan kepulan asap rokok menjadi kawan setia.

                Pengembang pemanfaatan lahan sering menemui Mbah Tani untuk dimanfaatkan dalam pembebasan lahan pertanian. Persetujuan Mbah Tani ketika sawah boleh diubah jadi perumahan menjadi penting, bahkan melebihi izin mendirikan bangunan. Dengan upah buku dan pena, mereka meminta Mbah Tani memberikan persetujuan untuk pembangunan jalan bebas hambatan yang menembus dua kota sekaligus. Misalnya buku itu berisi informasi dan harapan supaya pertanian dapat berkembang. Maka, Mbah Tani akan menceritakan sawah dan pengalamannya bertani dengan harapan petani di masa depan lebih mudah dalam bertani.

                "Jadi Mbah Tani setuju untuk pembangunan jalan bebas hambatan ini ya Mbah. Ini akan memotong sawah dan membuat sawah menjadi jalan." ujar pemborong yang akan membuat jalan bebas hambatan.

                "Tidak apa membuat jalan bebas hambatan, kalau memang berani. Tapi ingat, petani itu punya daya yang bisa membuat dua kota menjadi kelaparan!" ujar Mbah Tani.

                "Jadi petani itu hebat ya Mbah ? Tapi kenapa selalu miskin ? Jarang sekali petani itu bisa menjadi kaya ?" ucap Mas Yudha.

                "Bukan miskin. Tapi senang hidup sederhana. Sederhana artinya secukupnya, ada hambatan tidak masalah, bukan membuat jalan bebas hambatan. Jadi, sesungguhnya petani itu tidak pernah miskin. Tapi, orang kota yang tidak bertani itu merasa paling kaya, padahal tanpa kami mereka tidak bisa bekerja dengan tenang, takut kelaparan harga beras naik," Mbah Tani tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun