Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tempe dan Cerita

17 November 2022   20:10 Diperbarui: 17 November 2022   20:15 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tempe dan Cerita : Memaknai Hidup Bersama dengan Cerita Usaha

Yudha Adi Putra

Pemelihara Burung Prenjak

Tempe Mbah Sutini merupakan usaha rumah tangga yang dikelola oleh keluarga Ibu Aris dengan semboyan "Tempe Anget Marai Kemringet", dalam bahasa Indonesia "Tempe Hangat Membuat Berkeringat".

Sejak tahun 1960 Tempe Mbah Sutini menjadi makanan yang menemani penjual sayur dan angkringan. Dalam usaha tempe tersebut, terjalin berbagai informasi dan cerita yang mewarnai. 

Saat ini, Tempe Mbah Sutini hadir dengan pemesanan lewat media sosial serta berhasil memberdayakan masyarakat Dusun Sembuh Kidul. Pemberdayaan itu berdasarkan cerita mengenai usaha tempe, ada ketertarikan masyarakat untuk berusaha mengembangkan bisnis tempe.

Ada tiga jenis tempe yang dibuat oleh Tempe Mbah Sutini, yaitu Tempe Kedelai, Tempe Koro, dan Tempe Benguk. Tempe Kedelai menjadi tempe dengan minat tertinggi, rasanya gurih dan dibungkus daun pisang menjadikan Tempe Mbah Sutini khas dengan nuasa tradisional. 

Cerita mengenai Tempe Mbah Sutini terjadi di angkringan, dimana orang semakin mengenal tempe khas buatan Ibu Aris. Tempe Mbah Sutini menjadi buah bibir dan menginspirasi generasi muda untuk mau mengembangkan usaha. 

Dalam usaha rumah tangga, kreasi dan inovasi dapat lebih sesuai kebutuhan pasar. Selain itu, kemudahan dalam akses juga memunculkan personal branding usaha rumah tangga.

"Tempe Mbah Sutini itu khas, bungkusnya masih pakai daun. Sekarang banyak yang sudah tidak mau buat tempe pakai bungkus daun, kebanyakan pakai plastik. Selain gurih, pemakaian daun pisang untuk bungkus tempe juga membawa semangat melestarikan lingkungan. Menariknya, pekerja pembuat tempe juga semua perempuan. Ini menjadi kesan khas sekaligus kritik," Heri Purnomo, Sedayu, Bantul.

Cerita kekhasan Tempe Mbah Sutini juga memberikan inspirasi bagi usaha rumah tangga yang lain, misalnya pengusaha tahu dan angkringan. Tempe memang menjadi makanan sehari-hari masyarakat desa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun