Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan dan Pertambangan: Mendengar Suara yang Lain

31 Oktober 2022   16:30 Diperbarui: 31 Oktober 2022   16:35 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perempuan dan Pertambahan : Mendengar Suara yang Lain dalam Kehidupan Masyarakat Terdampak Area Tambang

Yudha Adi Putra

Universitas Kristen Duta Wacana

Pengantar : Perempuan di antara Pertambangan

Salah satu paradigma mengenai perempuan adalah bahwa perempuan itu dalam ranah privat saja. Perempuan tidak usah berurusan dengan ranah publik, apalagi kebijakan. Gambaran perempuan dipandang lemah dalam masyarakat, tidak berdaya, memerlukan pertolongan, bahkan secara singkat dapat dikatakan sebagai manusia tingkat kedua. Tingkat pertama ada laki-laki dengan ketangguhannya. 

Dalam memfasilitasi perempuan untuk berdinamika dalam pertambangan juga terbatas. Program pertambangan penyalurannya berfokus pada mendapatkan keuntungan yang paling maksimal. 

Setidaknya, ada penyaluran kesempatan bagi perempuan dalam konteks pertambangan. Akan tetapi, jumlahnya minim dan peran yang terbatas karena keberadaan perempuan. Fokus dalam peran perempuan terbatas dalam ranah tertentu, tidak menyeluruh. Sasarannya identik dengan keuntungan. 

Pemulihan ekonomi melalui perempuan dalam pertambangan memang sulit. Belum lagi, bagaimana menggerakan perempuan dalam konteks ekonomi pertambangan. Untuk mengolahnya, bantuan diperlukan. Bantuan itu sering malah menjadikan ketergantungan dalam relasi antar perempuan. Adapun bentuk bantuan bukan pada pendampingan. 

Bantuan dimunculkan dalam bentuk karitatif yang nantinya tidak berlanjut. Untuk program pertambangan di desa, tentu dinamika seperti itu dapat munculkan kesenjangan sosial antar perempuan. Kelompok perempuan dengan usia produktif memiliki tuntutan tersendiri, belum lagi modal yang tidak sedikit untuk menambang. 

Selain itu, bentuk relasi yang berdasarkan kuasa sangat mudah dijumpai dalam konteks relasi perempuan dengan pertambangan. Pertambangan tidak hanya membawa persoalan lingkungan saja, ketika tidak diperhatikan berlanjut pada dinamika relasi sosial, terutama kesenjangan.

Pertambangan dan Persoalan Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun