Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lembaga Kemahasiswaan Adaptif dan Sinergis

27 Oktober 2022   10:00 Diperbarui: 27 Oktober 2022   10:02 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lembaga Kemahasiswaan Adaptif dan Sinergis

Yudha Adi Putra

Penulis

Menuju dinamika lembaga kemahasiswaan yang adaptif dan sinergis. Itu menjadi harapan bersama setelah adanya pemilu oleh KPU UKDW tanggal 26 Oktober 2022. Adaptif dan sinergis merupakan sifat penting dalam lembaga kemahasiswaan di UKDW untuk dapat belajar dan mengolah potensi keberagaman mahasiswa. 

Kebijakan dalam kegiataan kemahasiswaan perlu belajar dua hal itu, adaptif dan sinergis antar keberagaman. Setelah muncul berbagai pemimpin baru dalam lingkup lembaga kemahasiswaan di UKDW, diharapkan memunculkan banyak terobosan yang adaptif dan sinergis dalam mengembangkan organisasi. Namun, di sisi lain, dinamika itu perlu kontekstual terhadap apa yang menjadi kebutuhan teman-teman mahasiswa. Sehingga tidak terlalu cepat dan terburu-buru. Akan memprihatinkan jika hanya semangat di awal namun ketika sudah berjalan dengan banyak persoalan menjadi lesu. Dalam hal ini, potensi untuk adaptif dan sinergis perlu dilatih dalam setiap kinerja lembaga kemahasiswaan.

Saya tertarik untuk memperhatikan isu terkait lembaga kemahasiswaan di UKDW. Pertama, kesesuaian program kerja dengan minat mahasiswa. Kedua, kerja sama yang komprehensif antar lembaga kemahasiswaan yanga ada di UKDW. Ketiga, upaya kreatif dalam mengembangkan organisasi melalui berbagai program kerja. Saat ini, kegiatan perkuliahan kembali diadakan secara langsung di kampus. Meski tidak menutup kemungkinan ada yang dilakukan secara daring. Bentuk dan kreasi dalam perkuliahan tentunya mempengaruhi bagaimana perjumpaan antar mahasiswa. Tidak ada yang menggantikan perjumpaan langsung meski sudah ada kecanggihan teknologi. Kinerja dengan dasar bertemu tentu bahasa rasanya akan berbeda. Hal itu perlu untuk diperhatikan dalam mengembangkan kinerja lembaga kemahasiswaan yang adaptif dan sinergis. Bentuk sinergis tidak hanya pada mahasiswa dalam satu prodi, melainkan menjadi wadah perjumpaan dimana lintas prodi dapat bertemu dan saling mengenali.

Kasus-kasus mengenai lembaga kemahasiswaan boleh dikatakan berpola, meski setiap tahun kepemimpinan memiliki kekhasan masing-masing. Ketika mahasiswa semakin terbuka dan terbantu dengan adanya teknologi, sebut saja penggunaan HP. Tentu itu menjadi pontesi untuk membawa suasana adaptif dan sinergis. Bentuknya dapat beragam sesuai dengan kebutuhan konteks lembaga kemahasiswaan. Akan tetapi, ketika sudah ada pola tertentu dalam berelasi menjadi penting untuk studi banding sebagai upaya untuk berefleksi. 

Terkuaknya kelemahan dan kegagalan dalam berorganisasi tentunya dapat dilakukan dengan belajar dari yang lain, misalnya dinamika lembaga kemahasiswaan dari kampus lain. Selain menjadi tempat untuk memperluas relasi, akan ada kekayaan pandangan dalam memfasilitasi minat dan bakat mahasiswa melalui program kerja di organisasi kemahasiswaan. Realita dan harapan harus disesuaikan dengan bentuk pembelajaran, tentunya supaya dapat adaptif serta sinergis dalam mengembangkan organisasi.

Program lembaga kemahasiswaan tentunya banyak menawarkan kebaruan, misalnya dalam hal kesesuaian dengan minat mahasiswa. Lalu, sejauh mana kebaruan itu memberikan pembelajaran atau hanya sebagai upaya mengikuti perkembangan tanpat mengetahui refleksi atas perkembangan itu sendiri. Lembaga kemahasiswaan disebut adaptif ketika kinerjanya memperhatikan keresahan nyata yang dirasakan mahasisa, setidaknya ada ruang dimana mahasiswa boleh jujur akan apa yang dirasakannya. 

Ketika dinamakan adaptif, tentunya ada upaya belajar terus dari keresahan riil. Tidak mendamba sesuatu yang ideal dalam berorganisasi tanpa memperhatikan keresahan nyata. Bentuk dari sinergis dalam mengembangkan lembaga kemahasiswaan adalah keterlibatan. Secara ideal, lembaga kemahasiswaan menjadi ruang dimana mahasiswa bisa merasakan dirinya bermanfaat. Tidak hanya terpaksa karena pengurus atau sebagai upaya mencari poin keaktifan. Keterlibatan berbagai pihak dalam mengembangkan organisasi menjadi prinsip penting. Terkait dengan rencana dan perkembangan program kerja selanjutnya, semoga lembaga kemahasiswaan di UKDW semakin adaptif dan sinergis. Salam mahasiswa !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun