Mohon tunggu...
Yudha Adi Putra
Yudha Adi Putra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Tidak Pernah Mati

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sampah Plastik dan Kelestarian Lingkungan

23 Oktober 2022   08:33 Diperbarui: 23 Oktober 2022   08:41 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Lestari. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yudha Adi Putra

Penggunaan plastik di Indonesia cukup tinggi, berdasarkan data dari KLHK tahun 2022, sampah plastik yang ada di laut Indonesia mencapai 6,8 juta ton per tahun. 

Menarik juga untuk memperhatikan ungkapan Siti Nurbaya, bahwa terdapat prediksi 35 juta kilogram timbunan sampah plastik yang ada dalam momen mudik 2022. Dalam kehidupan sehari-hari, keberadaan plastik sudah menjadi konsumsi wajib untuk banyak keperluan. 

Data dari Making Ocean Plastic Free (2017) menyebutkan bahwa rata-rata terdapat sekitar 182,7 miliar kantong plastik yang dipakai di Indonesia setiap tahunnya. 

Tentu itu terus mengalami perkembangan. Berdasarkan jumlah tersebut, setidaknya terdapat bobot total sampah kantong plastik di Indonesia yang mencapai 1.278.900 ton setiap tahunnya. 

Saat ini, mulai ada banyak respon dalam penggunaan plastik. Misalnya, belanja dengan berbasis pemakaian ulang kantong kain. Perkembangan itu menjadi isu ekologis yang diupayakan dalam merespon banyaknya sampah plastik. 

Sampah plastik menjadi keresahan saya dalam lingkungan hidup, terutama untuk kelestariannya. Itu menjadi kegelisahan yang memotivasi dalam pandangan saya ketika merespon penggunaan plastik untuk berbagai keperluan.

Penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari seolah tidak bisa dihindari. Bentuk kebiasaan sederhana, seperti belanja misalnya. Itu sangat membutuhkan plastik, entah untuk membungkus atau membawa barang belanjaan. 

Pemakaian plastik tentunya tidak hanya ketika belanja, ada banyak keperluan hidup yang memakai plastik. Kemunculan gerakan tidak memakai sedotan plastik misalnya, itu menjadi bentuk kegelisahan komunal karena kita tidak bisa lepas dari plastik. Akan tetapi, kita sama-sama ingin bisa meminimalisir penggunaan plastik dalam berbagai bidang. 

Dalam hal ini, perlu adanya transformasi penggunaan plastik. Keberadaan tranformasi memang menjadi bahasan menarik berkaitan dengan presidensi G-20. Upaya untuk tranformasi penggunaan plastik tentunya menjadi bentuk dukungan terhadap presidensi G-20. Tindakan itu akan membawa dampak perubahan yang baik pada lingkungan hidup. 

Sehingga dalam presidensi G-20 juga terimplementasikan transformasi sederhana dalam merespon banyaknya persoalan lingkungan hidup karena sampah plastik. Kemunculannya menunjukkan bagaimana keseriusan dalam melestarikan lingkungan hidup supaya lebih baik.

Transformasi dalam merespon sampah plastik dapat dilakukan dalam berbagai inovasi sederhana terhadap kebiasaan sehari-hari. Kebiasaan mencerminkan bentuk strategi dalam menghadapi krisis lingkungan hidup, termasuk sampah plastik dan bagaimana meresponnya. 

Setiap kebiasaan penggunaan plastik harus diubah, ada transformasi dan refleksi dalam tindakan nyata. Upaya itu menunjukkan kepedulian dalam menciptakan langkah melestarikan lingkungan melalui memanfaatkan plastik dengan bijaksana. 

Salah satu inovasi yang perlu dikembangkan dalam merespon persoalan sampah plastik adalah penggunaan bungkus daun serta memakai tas kain jika berbelanja. Penggunaan daun untuk pengganti plastik membawa manfaat bagi kelestarian lingkungan, belum lagi ketika memakai kantong kain yang dapat digunakan kembali. 

Tentu inovasi dan kreasi sederhana seperti itu akan berdampak jika menjadi kebiasaan dari banyak orang. Alih penggunaan bahan-bahan plastik menjadi bahan yang dapat diproses secara alami dapat menjadi solusi dalam merespon persoalan banyaknya sampah plastik. 

Solusi dari penggunaan plastik dapat dilihat kembali urgensi pemakaiannya, ketika dapat digantikan dengan bahan yang mudah terurai. Tentu kepekaan untuk bertindak menjadi perlu.

Penggunaan bahan yang bersifat ramah lingkungan seperti daun serta pemakaian ulang kantong kain ketika belanja dapat menjadi tranformasi sederhana dengan manfaat besar. 

Itu akan bermanfaat pada kelestarian lingkungan dengan menurunnya penggunaan sampah plastik, terutama yang bersumber dari bungkus-bungkus sekali pakai. Pemakaian bahan dengan sifat mudah terurai akan berdampak pada membantu kesuburan tanah hingga nantinya kelestarian lingkungan juga turut membaik. 

Dalam konteks kebiasaan sehari-hari, kita perlu memperhatikan setiap kebiasaan dalam memakai plastik dengan kesadaran untuk bijaksana ketika memakainya. Kita memiliki banyak potensi bahan sebagai pengganti plastik, terutama ketika membungkus makanan dan berbelanja ulang. Itu bentuk transformasi yang dapat dilakukan dalam merespon banyaknya sampah plastik. 

Kita memang tidak bisa lepas dan selalu membutuhkan plastik. Akan tetapi, kita juga perlu bijaksana dalam memakainya. Kelestarian lingkungan tetap yang utama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun