Mohon tunggu...
Ley Hay
Ley Hay Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Atma Jaya Yogya

love papua nature :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gabriela Hay, S.,Ked: Social Distance dan Karantina Diri, Solusi Pencegahan Coronavirus di Tambrauw

17 Maret 2020   16:58 Diperbarui: 17 Maret 2020   17:24 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gabriela Hay, S.ked

Saat ini dunia sedang digoncang dengan ancaman penyakit baru yang disebabkan oleh coronavirus ( COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum perna diidentifikasi sebelumnya pada manusia. 

Virus penyebab COVID-19 dinamakan Sars-Cov-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia) dan menurut penelitian hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 sampai saat ini masih belum diketahui.

Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia (Infeksi paru) yang tidak diketahui penyebabnya di Kota Wuhan, Propinsi Hubei, Cina. 

Pada tanggal 7 januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19). 

Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International Concern (KKMMD/PHEIC). 

Penambahan jumlah kasus COVID-19 berlangsung cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Sampai dengan 3 Maret 2020, secara global dilaporkan 90.870 kasus konfimasi di 72 negara dengan 3.112 kematian (CFR 3,4%).(Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19)_Kemenkes RI)

Sebagai titik awal penyebaran COVID-19, Cina mengalami kondisi terparah, terutama di Wuhan. Namun saat ini Cina menunjukan tren penurunan kasus secara sangat signifikan dan sedang dalam persiapan menyatakan kondisi telah aman. Banyak negara lain misalnya Italia (12.462 kasus), Iran (9000 kasus), Korea Selatan (7.755 kasus) (sumber : data per 12 Maret 2020).  justru sedang mengalami peningkatan kasus positif COVID-19 secara eksponensial. 

Dalam waktu hanya 22 hari kasus positif COVID-19 di Italia naik dari 20 kasus positif menjadi diatas 12.462 kasus. Situasi di Indonesia hari ini mirip dengan situasi di Italia tiga minggu lalu. Setiap hari ada peningkatan jumlah kasus terakhir disampaikan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto dalam keterangan pers senin (16/03/2020) Indonesia (134 kasus). 

Hal ini disebabkan oleh tingkat penyebaran yang cepat dan meluas karna faktor kurang pelayanan informasi tentang pencegahan preventif dan mobilisasi penduduk yang tinggi (pesawat, kapal dll) yang merupakan sumber penyebaran virus. Apalagi penularan virus ini sangat mudah dengan cara melalui kontak erat/langsung dan droplet (terpapar flu/batuk bahkan berbicara dengan jarak dekat tanpa menggunakan masker dengan penderita yang keluarkan percikan cairan mengandung virus ke arah kita) dan tidak melalui udara. (Mitigasi Penyebaran COVID-19 Gubernur DKI Jakarta)

Melihat epidemiologi penyebaran coronavirus di dunia dan khususnya Indonesia dengan peningkatan kasus per hari danmengingat regimen pengobatan yang pasti belum ditemukan sehingga hanya dilakukan pengobatan terhadap gejala yang timbul misalnya demam berarti pengobatan demam, begitupun dengan sesak dll. Dan juga penyakit karena virus memiliki sifat "Self-Limiteddisease" (sembuh dengan sendirinya). 

Maka pemerintah dengan gencarnya melakukan pencegahan dan daerah dengan kasus tertinggi melakukan semi lockdown. Lantas bagaimanakah  upaya pencegahan preventif di tanah Papua ? terkhusus di kabupaten Tambrauw?? Hal ini jangan dianggap remeh. Dari cara penyebaran virus yang mudah dan tingkat mobilisasi yang tinggi, dari segi fasilitas dan tenaga kesehatan kurang memadai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun