"Mamah tahu nak, kamu ingin dibelikan HP, namun jangan kamu jatuhkan harga diri mamah begitu. Tidak tahukah kamu, mamahmu ini dikantor ditakuti dan disegani. Karena selain sebagai manajer, mamah ini juga adalah atasan yang galak. Hal itu mama lakukan, agar anak buah mamah tidak mengusik harga diri mamah. Sekarang kamu sudah menjatuhkan harga diri mamah. Dengan membandingkan mama teman kamu dengan mamah. Seakan mamah adalah mamah yang paling jahat di dunia ini. Cuman kamu yang bisa begitu nak."
*****
"Mah, belikan aku HP yah", ucapmu malam itu.
"Nggak. Mama tidak akan membelikanmu HP", ucapku tegas.
"Ayo dong mah, temenku punya, masa aku ngga", kamu merajuk.
"Kalo mamah, bilang nggak. Ya nggak. Sudah tidur sana, mamah pusing. Gak tahu kalo mama baru pulang kerja, capek tahu. Kamu enak di rumah, mama banting tulang. Buat biayain kamu sekolah"
"Tapi mah..."
"Gak ada tapi-tapian. Kamu gak denger perkataan mamah", bentakku sambil melotot.
Sambil menunduk ketakutan, kamu pergi meninggalkanku. Meninggalkan segores rasa penyesalan di hati mama.
Dan esoknya, ketika mamahmu baru pulang kerja. Kamu datang mendekat. Merangkul dan bergelayut di tangan mamah.
"Mah, capek yah", ucapmu tulus.