Mohon tunggu...
Perdhana Ari Sudewo
Perdhana Ari Sudewo Mohon Tunggu... Pemulung Ilmu

Pemulung ilmu yang punya hobi menulis, berharap dapat terus belajar dan berbagi melalui ide, gagasan, dan tulisan. Pernah belajar Psikologi dan Administrasi Bisnis waktu di Kampus, dan saat ini berupaya menemukan aplikasi ilmu tersebut dalam kehidupan nyata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Co-Creation in Talent Acquisition: Menyatukan HR, User, dan Data untuk Rekrutmen Bernilai

18 Juni 2025   11:26 Diperbarui: 18 Juni 2025   11:26 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Bukan soal siapa yang paling tahu, tapi siapa yang mau duduk bersama dengan data." -- Dave Ulrich

HR vs User: Siapa yang Lebih Paham Kebutuhan Tim?

Pertanyaan ini sering muncul di ruang-ruang diskusi organisasi. Di satu sisi, user (manajer lini) merasa paling paham kebutuhan teknis timnya. Di sisi lain, HR digadang-gadang sebagai mitra strategis organisasi, mereka dituntut memahami visi jangka panjang, menjaga nilai budaya, sekaligus menyiapkan talenta masa depan.

Lantas, siapa yang seharusnya memimpin proses rekrutmen?
Jawabannya: bukan salah satu, tetapi justru kolaborasi keduanya, bahkan kolaborasi dalam sebuah pendekatan interdisipliner keilmuan dalam organisasi.

Saat ini, kita hidup di era disrupsi, di mana kolaborasi multidisipliner menjadi syarat untuk bertahan. Perubahan teknologi, kebutuhan pelanggan, dan dinamika bisnis membuat rekrutmen tak lagi bisa dijalankan secara linier. Kita tak cukup hanya mencari "pengganti" untuk posisi kosong. Kita harus menemukan talenta yang mampu membawa organisasi ke masa depan.

Inilah mengapa pendekatan "Co-Creation in Talent Acquisition" menjadi relevan. Alih-alih membenturkan HR dan user, model ini menyatukan peran keduanya, ditambah dukungan teknologi dan data dalam satu orkestrasi harmonis sebuah sistem dan bisnis proses organisasi.

Apa Itu Co-Creation Talent Acquisition?

Menemukan Talenta Bukan Lagi Tugas Satu Bagian Saja

Dalam dunia kerja yang terus berubah, proses rekrutmen tidak lagi bisa dijalankan secara sepihak. Selama ini, tanggung jawab merekrut karyawan umumnya dibebankan pada bagian SDM atau HR (Human Resources). Di sisi lain, kebutuhan tenaga kerja biasanya datang dari user, yakni atasan langsung atau manajer tim yang merasakan langsung beban kerja dan tahu persis karyawan seperti apa yang dibutuhkan. Ketika HR dan user bekerja secara terpisah, hasil rekrutmen pun kerap tidak optimal. Ada karyawan yang bagus di atas kertas, tapi tak cocok di lapangan, ada pula kandidat yang cocok secara teknis, tapi kurang selaras dengan nilai organisasi.

Di sinilah pendekatan Co-Creation Talent Acquisition menjadi jawaban.
Istilah co-creation berarti menciptakan sesuatu secara bersama-sama. Dalam konteks rekrutmen, pendekatan ini menekankan bahwa proses mencari dan memilih karyawan baru tidak boleh dijalankan oleh HR saja, atau oleh user saja, tetapi harus diciptakan bersama secara kolaboratif. HR membawa wawasan strategis, nilai budaya organisasi, serta metodologi seleksi yang adil dan terstruktur. User membawa pemahaman mendalam tentang kebutuhan teknis dan dinamika pekerjaan nyata. Dan jangan lupa, kini ada peran ketiga yang makin penting, yaitu teknologi dan data, yang memberi dasar objektif untuk membuat keputusan yang lebih tepat dan adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun