Mohon tunggu...
Perdana Wahyu Santosa
Perdana Wahyu Santosa Mohon Tunggu... profesional -

Hanyalah seorang Dosen yang ingin berbagi opini..... Email: perdana.ws@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Rahasia Sukses Akuisisi adalah Value Creation (1)

9 Agustus 2010   09:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:11 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dr. Perdana Wahyu Santosa

Proses akuisisi perusahaan sejauh ini merupakan aktivitas    strategik finansial yang sulit ditebak hasilnya. Sebagian  menjadi investasi jangka pendek ataupanjang yang  menguntungkan. Namun di sisi lain, sebagian besar perusahaan pembeli (acquirer) justru mengalami kerugian  besar. Penelitian terkait akuisisi tersebut sudah sering  dilakukan namun sejauh ini belum ditemukan formula yang  menjamin kesuksesan suatu akuisisi. Seperti proses bisnis lainnya, misal marketing atau R&D, begitu pula dalam penentuan keputusan akusisi tidak mudah menilai sebagai kepuutusan yang baik atau buruk. Hal tersebut disebabkan hampir semua keputusan akuisisi selalu dilandasi “strategic logic” yang kuat dan relevan dengan situasi bisnisnya.

Berdasarkan pengalaman, sebagian besar akuisisi yang sukses senantiasa dilandasi “value creation” sebagai pertimbangan utamanya. Penciptaan nilai merupakan key success factor utama bagi kesuksesan aksi akusisi. Namun, apabila akuisisi perusahaan hanya didasari oleh pertimbangan dan motivasi manajemen untuk:

1). Meningkatkan skala bisnis internasional,

2). Mengatasi kesenjangan strategic business unit (portfolio gaps) dan

3). Menciptakan turunan lapis ketiga (third leg) portofolio holding company;

Maka kemungkinan acquirer untuk menciptakan nilai kecil dari aksi akuisisi akan kecil. Tanpa landasan value minded yang kuat dan strategik dari korporasi induk maka akuisisi hanya akan menciptakan kerugian bagi acquirer baik jangka pendek ataupun panjang.

Berdasarkan temuan-temuan dari studi/riset empiris dan pengalaman praktis terkait akusisi, Goedhart, et al, (2010) memberikan 5 panduan utama terpenting agar akusisi dapat menciptakan nilai tambah bagi bisnis utama acquirer. Konsep dasar 5 panduan akusisi tersebut meliputi:

  • Melakukan peningkatan kinerja keuangan perusahaan target
  • Konsolidasi operasional untuk menghindari ekses kapasitas industri
  • Menciptakan akses pasar untuk produk/jasa perusahaan target
  • Mendapatkan skill and technology untuk efisiensi perusahaan target
  • Temukan secara dini perusahaan target potensial untuk dikembangkan bisnisnya

Apabila acquirer tidak melakukan satu atau lebih kriteria panduan akuisisi tersebut, maka kemungkinan penciptaan nilai (creating value) sangat kecil. Kelima panduan tersebut merupakan satu kesatuan komprehensif-integratif yang secara stretegik berkorelasi satu sama lainnya. Tentu saja implementasi kelima panduan tersebut disesuaikan dengan analisis fundamental dan potensi tumbuhnya di masa depan.

Dengan demikian, strategi rasional aksi akuisisi harus mencerminkan secara spesifiksatu atau lebih dari kelima panduan tersebut. Tujuan utama akusisi bukan sekadar pertimbangan manajemen untuk memperkuat posisi strategik acquirer dibandingkan kompetitornya saja atau mengejar peluang pertumbuhan semata, namun harus fokus pada penciptaan nilainya.Oleh karena itu, sebaiknya pada setiap proses akuisisi harus mampu mentransformasikansetiap nilai tangible yang diperoleh menjadi lebih terukur. Selain itu, perlu juga diingatkan bahwa sekalipun seluruh panduan dapat terlaksana dengan baik namun dalam akusisi mengalami overpay akibat misvaluation maka proses penciptaan nilai memerlukan waktu lebih lama lagi atau bahkan gagal sama sekali.

Reff. Marc Goedhart, Tim Koller, and David Wessels, 2010, The five types of successful acquisitions, McKinsey Quarterly, The Corporate Finance Practice (https://www.mckinseyquarterly.com/)

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun