Saya meminjam kalimat yang dijadikan judul status ini saat saya biasa berbagai ilmu menulis, yaitu "Tulis apa yang kamu kuasai dan kamu sukai". Memang hanya dari dua hal itulah tulisan bermula. Kenapa? Sebab, dua hal itu melekat pada diri seseorang.
Apa yang kita kuasai, menulis sesuai kepakaran. Apa yang kita sukai, menulis sesuai hobi yang dijalankan.
Ternyata dalam perjalanan hidup saya kemudian, mantra yang saya ciptakan sendiri itu berlaku buat para pensiunan atau setidak-tidaknya saat akan menghadapi pensiun. Hanya saja, formulanya berbeda sedikit. Mantra untuk pensiunan menjadi, "Lakukan apa yang kamu bisa dan yang kamu suka".
Bicara pensiunan, semua orang yang (pernah) bekerja akan mengalami fase ini. Ada yang karena pensiun dini, seperti yang saya lakukan, ada yang pensiun alami atau karena sudah waktunya. Pada masing-masing institusi bisa berbeda-beda.
Di BUMN dan beberapa perusahaan swasta berlaku pensiun penuh 55 tahun. Guru SD sampai SMA pensiun 60 tahun. Dosen mungkin 65 tahun, Jenderal 58 tahun, dan seterusnya.
Harian Kompas tempat dulu saya bekerja, memberlakukan pensiun 60 tahun bagi wartawannya. Lalu saya ambil pensiun dini saat usia 50-an tahun.
Ketika memutuskan untuk mengambil pensiun dini, tentu saja dengan perhitungan yang cermat, tidak keluar dari Kompas karena marah atau kecewa. Justru sudah dihitung dengan cermat apa yang bisa saya lakukan selama 10 tahun ke depan selepas pensiun dini sampai patokan pensiun 60 tahun berakhir.
Kembali ke mantra "Lakukan apa yang kamu bisa dan kamu suka". Untuk kasus saya, saya bisa menulis dan memang suka menulis.
"Bisa" dan "suka" sama-sama menyatu, mengerucut pada satu kegiatan: MENULIS. Itulah yang saya lakukan setelah pensiun dini. Tidak ada hari-hari yang tidak saya isi dengan kegiatan menulis.
Tidak bosan kerjaaan nulis melulu? Tidak, karena itu yang saya suka. Tidak kehabisan ide setiap hari harus menulis? Tidak, karena itu yang saya bisa. Tidak patah semangat saat menulis? Tidak, karena saya bisa mendapatkan rezeki, yang bila dihitung secara kumulatif, kenanya lumayan juga.
Saya "cuma" lulus S1 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran dan apa yang saya kerjakan, yaitu tulis-menulis, masih masuk ke ranah bisnis inti komunikasi, yaitu komunikasi literal.