Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Lakukan Apa yang Kamu Bisa dan Kamu Suka

23 Agustus 2020   15:12 Diperbarui: 24 Agustus 2020   05:45 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya dan Gadis, anak bungsu, merayakan kemerdekaan RI di kampung halaman, Tasikmalaya (Foto: Dok. pribadi)

Saya meminjam kalimat yang dijadikan judul status ini saat saya biasa berbagai ilmu menulis, yaitu "Tulis apa yang kamu kuasai dan kamu sukai". Memang hanya dari dua hal itulah tulisan bermula. Kenapa? Sebab, dua hal itu melekat pada diri seseorang.

Apa yang kita kuasai, menulis sesuai kepakaran. Apa yang kita sukai, menulis sesuai hobi yang dijalankan.

Ternyata dalam perjalanan hidup saya kemudian, mantra yang saya ciptakan sendiri itu berlaku buat para pensiunan atau setidak-tidaknya saat akan menghadapi pensiun. Hanya saja, formulanya berbeda sedikit. Mantra untuk pensiunan menjadi, "Lakukan apa yang kamu bisa dan yang kamu suka".

Bicara pensiunan, semua orang yang (pernah) bekerja akan mengalami fase ini. Ada yang karena pensiun dini, seperti yang saya lakukan, ada yang pensiun alami atau karena sudah waktunya. Pada masing-masing institusi bisa berbeda-beda.

Di BUMN dan beberapa perusahaan swasta berlaku pensiun penuh 55 tahun. Guru SD sampai SMA pensiun 60 tahun. Dosen mungkin 65 tahun, Jenderal 58 tahun, dan seterusnya.

Harian Kompas tempat dulu saya bekerja, memberlakukan pensiun 60 tahun bagi wartawannya. Lalu saya ambil pensiun dini saat usia 50-an tahun.

Ketika memutuskan untuk mengambil pensiun dini, tentu saja dengan perhitungan yang cermat, tidak keluar dari Kompas karena marah atau kecewa. Justru sudah dihitung dengan cermat apa yang bisa saya lakukan selama 10 tahun ke depan selepas pensiun dini sampai patokan pensiun 60 tahun berakhir.

Kembali ke mantra "Lakukan apa yang kamu bisa dan kamu suka". Untuk kasus saya, saya bisa menulis dan memang suka menulis.

"Bisa" dan "suka" sama-sama menyatu, mengerucut pada satu kegiatan: MENULIS. Itulah yang saya lakukan setelah pensiun dini. Tidak ada hari-hari yang tidak saya isi dengan kegiatan menulis.

Tidak bosan kerjaaan nulis melulu? Tidak, karena itu yang saya suka. Tidak kehabisan ide setiap hari harus menulis? Tidak, karena itu yang saya bisa. Tidak patah semangat saat menulis? Tidak, karena saya bisa mendapatkan rezeki, yang bila dihitung secara kumulatif, kenanya lumayan juga.

Saya "cuma" lulus S1 Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran dan apa yang saya kerjakan, yaitu tulis-menulis, masih masuk ke ranah bisnis inti komunikasi, yaitu komunikasi literal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun