Mohon tunggu...
Pepih Nugraha
Pepih Nugraha Mohon Tunggu... Jurnalis - Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016.

Gemar catur dan mengoleksi papan/bidak catur. Bergabung selama 26 tahun dengan Harian Kompas sejak 1990 hingga 2016. Setelah menyatakan pensiun dini, hari-hari diisi dengan membaca, menulis, mengajar, dan bersosialisasi. Menulis adalah nafas kehidupan, sehingga baru akan berhenti menulis saat tidak ada lagi kehidupan. Bermimpi melahirkan para jurnalis/penulis kreatif yang andal. Saat ini mengelola portal UGC politik https://PepNews.com dan portal UGC bahasa Sunda http://Nyunda.id Mengajar ilmu menulis baik offline di dalam dan luar negeri maupun mengajar online di Arkademi.com.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menulis Biografi Dasar, Bagaimana Memulainya?

14 Juli 2020   14:07 Diperbarui: 14 Juli 2020   23:02 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustasi seorang sosok inspiratif. (sumber: KOMPAS)

Tentu jurnalis atau wartawan ogah menulis warga biasa saja, yang bukan pesohor, tidak pula sedang membuat cerita karena prestasi yang diraihnya, misalnya. Benar, tadi 'kan saya bilang bagaimana menulis biografi basic atau dasar.

Caranya bagaimana? Ya, tulislah orang-orang yang ada di sekelilingmu terlebih dahulu!

Siapa mereka itu? Siapa saja... Dari keluarga dekatmu di rumah sajalah; ada ayahmu, ibumu, kakakmu, adikmu, paman-bibimu, bahkan pembantumu, tukang kebunmu, dan seterusnya.

Ketika pilihan jatuh pada sosok ayahmu, misalnya, maka bisa dipastikan, kamu hanya mengetahui ayahmu sebatas suami dari ibumu yang kemudian melahirkanmu, bukan? Atau paling jauh, ayahmu itu adalah anak pertama dari pasangan kakek-nenekmu di kampung sana. Selebihnya, ayahmu ya ayahmu yang sering kamu lihat sehari-hari.

Tetapi cobalah ungkapkan niatmu ingin berlatih menulis biografi dengan sosok ayahmu sendiri, tentu dia bersedia menceritakan siapa jati diri yang sesungguhnya, perjalanan hidupnya sampai saat ini, kisah masa lalunya yang ternyata penuh drama.

Bahkan katanya, kamu belum tentu ada kalau ayahmu itu dipaksa kedua orangtuanya (alias kakek-nenekmu) agar menikah dengan gadis tetangga anak orang kaya yang masih terbilang saudara.

Nah, ini dia...!

- Jadi, ayah saat itu menolak untuk dijodohkan?

+ Ya, karena ayah lebih memilih perempuan sederhana yang kelak jadi ibumu.

- Lalu, bagaimana ayah bisa menikahi ibu?

+ Kawin lari. Pokoknya nekatlah...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun