Phimosis adalah kondisi dimana kulup tidak bisa ditarik kembali dari sekitar ujung penis. Kulup yang ketat biasanya terjadi pada bayi laki-laki yang tidak disunat, tetapi biasanya berhenti menjadi masalah pada usia 3 tahun.
Phimosis bisa terjadi secara alami atau akibat dari jaringan yang mengalami luka. Anak laki-laki muda mungkin tidak memerlukan pengobatan untuk phimosis kecuali jika mengalami susah buang air kecil atau kencing menjadi sulit atau menyebabkan gejala lainnya. Seiring pertumbuhan anak laki-laki dengan mengalami phimosis, kebutuhan akan pengobatan mungkin akan meningkat.
Gejala Phimosis
Gejala utama phimosis adalah ketidakmampuan untuk menarik kulit khatan pada usia 3 tahun. Kulup biasanya mengendur seiring berjalannya waktu, namun proses ini bisa memakan waktu lebih lama pada beberapa anak laki-laki. Sekitar usia 17 tahun, anak laki-laki harusnya bisa dengan mudah menarik kulup panjang. Gejala umum lainnya dari phimosis adalah pembengkakan kulit khatan saat buang air kecil.
Penyebab Phimosis
Phimosis bisa terjadi secara alami dan juga tidak jelas mengapa hal itu terjadi pada beberapa anak laki-laki tapi tidak pada orang lain. Kondisi ini juga bisa terjadi jika kulup panjang ditarik secara paksa pada keadaan tertentu. Hal ini dapat membahayakan kulit dan menyebabkan bekas luka, sehingga lebih sulit untuk menarik kulit khatan ke depan.
Peradangan atau infeksi kulit khatan atau kepala penis (glans) bisa menyebabkan phimosis pada anak laki-laki atau laki-laki dewasa. Balanitis adalah radang kelenjar yang diakibatkan oleh tidak menjaga kebersihan penis ataupun adanya infeksi pada kulup.
Salah satu infeksi yang bisa menyebabkan balanitis disebut lichen sclerosus ini adalah kondisi kulit yang mungkin dipicu oleh respons kekebalan abnormal atau ketidakseimbangan hormon. Gejalanya bisa meliputi bercak putih atau bercak pada kulup. Kulit bisa menjadi gatal dan mudah robek.
Tanda-Tanda Infeksi
Tanda-tanda infeksi bisa meliputi:
-Perubahan warna kelenjar atau kulup