Mohon tunggu...
Dodi Mawardi
Dodi Mawardi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Writerpreneur, Pendidik, Pembicara

Penulis kreatif sudah menghasilkan puluhan buku, antara lain Belajar Goblok dari Bob Sadino dan Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani. Selain aktif menulis, juga sebagai dosen, pendidik, dan pembicara bidang penulisan, serta komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Transformasi Digital "Gila" Pemkab Sumedang

8 Desember 2021   09:18 Diperbarui: 8 Desember 2021   09:20 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini bukan bicara tentang TAHU. Tahu yang dimaksud bukan KNOWLEDGE. Tapi makanan ringan khas Sumedang yang sudah sangat populer itu. Bukan transformasi tahu menjadi tahu bulat, tahu lonjong, atau tahu lempeng. Tranformasi GILA sesuai judul artikel ini adalah transformasi sesungguhnya di Sumedang yang dilaksanakan dengan proses yang tidak biasa dengan hasil yang juga tidak biasa. Eksponensial.

Bukankah hasil tidak pernah mengkhianati proses?

Sebelum 2019, Sumedang berada pada urutan terbawah dalam banyak hal di provinsi Jawa Barat. Kecuali TAHU, tidak ada yang bisa sangat dibanggakan Sumedang. Tidak ada. Orang di luar Sumedang hanya mengenal TAHU. Atau mungkin Rossa, salah satu penyanyi level diva terbaik Indonesia. Ia lahir dan besar di Sumedang. Atau mungkin para penikmat sejarah, tahu lokasi makam Cut Nyak Dien, pahlawan asal Aceh yang bersemayam abadi di sana.  Lainnya apa lagi? Oh ya, lokasi waduk Jati Gede yang sempat menarik perhatian publik nasional. Karena berbagai peristiwa kontroversial yang mengiringinya.

Namun setelah 2019, semuanya berubah drastik. Dalam tempo hanya dua tahun, pemerintah kabupaten (Pemkab) Sumedang melakukan transformasi sesungguhnya dalam berbagai bidang, di mulai dari birokrasi pemkab. Mereka meyakini, hanya birokrasi yang kuat dan tangguh yang bisa mengubah banyak hal di suatu pemerintahan, termasuk Sumedang. Dengan birokrasi yang kuat, maka tujuan utama kehadiran pemerintah yaitu menyejahterakan rakyat punya peluang lebih besar untuk dicapai.

Transformasi bukan sekadar transformasi, melainkan yang dilaksanakan secara sungguh-sungguh dengan cara yang luar biasa. Kondisi tidak biasa tak mungkin diatasi dengan cara biasa. Harus luar biasa. Itulah sebabnya, tiga tokoh utama Pemkab Sumedang (Bupati, Wakil Bupati, dan Sekda) yang menyebut diri sebagai "Three Musketeer" berkolaborasi dalam melaksanakan transformasi. Saya pribadi menyebutnya GILA, karena hanya dalam dua tahun sudah berhasil meraih banyak prestasi.

"Dengan bersatu padu, kita dapat melakukan apa pun," begitu kata para pendiri bangsa.

"Gagah bedas tanpa lawan," demikian ucap Prabu Tadjimalela, pendiri Kerajaan Sumedang Larang, leluhur orang Sumedang.

Artnya, gagah dan kuat tanpa lawan. Tanpa lawan bukan berarti tidak ada yang menandingi dan mampu mengalahkan siapa pun, tapi semua orang adalah kawan. Semua orang adalah mitra kolaborasi. Semakin kuat diri kita, semakin punya peluang berkolaborasi dengan yang kuat juga.

Dengan semangat budaya dan nilai leluhur serta nilai-nilai spiritual, sejak 2019 setelah dilantiknya Three Musketeer (Bupati Dr. Dony Ahmad Munir, Wakil Bupati Erwan Setiawan, dan Sekretaris Daerah Herman Suryatman) mereka menjalankan transformasi. Nilai-nilai itu kemudian dipadukan dengan kemajuan teknologi sehingga transformasi digital menjadi salah satu titik berat program Pemkab Sumedang.

Ketiga tokoh utama Pemkab Sumedang tersebut memahami betul perubahan zaman dengan hadirnya Revolusi Industri 4.0 dan segera menjadi Revolusi Industri 5.0. Mereka menyadari prinsip utama dari 4.0 yaitu interkoneksi, transparansi, bantuan teknis, dan pengambilan keputusan. Mereka juga mengerti tentang unsur-unsur utama teknologi 4.0:

  • Internet of Things (IoT)
  • Big Data
  • Artificial Intelligent (AI)
  • Augmented Reality (AR)
  • Cyber Security
  • Integrated System
  • Addictive Manufacturing
  • Cloud Computing

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun