Mohon tunggu...
Ali Eff Laman
Ali Eff Laman Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Lepas Bebas

Orang biasa yang dikelilingi orang luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

"NEW NORMAL" SEMACAM DIKSI HALUS, UNTUK SKEMA HERD IMMUNITY

27 Mei 2020   21:03 Diperbarui: 29 Mei 2020   08:14 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"NEW NORMAL"  DIKSI HALUS UNTUK BILANG  "HERD IMMUNITY"
 "All of It, Cause You Ask For It"

Beberapa hari terakhir ini makin banyak masyarakat beraktivitas seolah covid19 sudah berakhir, kenyataannya kasus nambah terus. Bukan hanya berburu baju lebaran di mall, urusan mudik pun tidak bisa ditahan, urusan ibadahpun dikait-kaitkan supaya diijinkan berkumpul tak mau kalah dengan ramainya mall. Padahal larangan berkumpul, jaga jarak itu kan tidak ada kaitan dengan larangan  ibadah. Sekali lagi, yang dilarang itu adalah berkumpul tanpa jaga jarak.

Faktanya, semua  yang tadinya diatur ketat itu, tiba-tiba melonggar..Ntah karena petugas sudah lelah, pemerintah kehabisan daya, atau memang ini yang diinginkan masyarakat...membiarkan diri tertular dan berharap "Herd Immunity" seperti di negara-negara lain yang sudah melalui ini.

"Herd Immunity"

Apa itu? Perhatikan hal-hal di bawah ini :

Setelah memperhatikan,  mengamati, dan mempelajari, adanya tanda2 belakangan ini :
1. Adanya kesan pengabaian PSBB, bahasa halusnya pelonggaran PSBB. Pos penjagaan di beberapa titik tinggal tenda nya saja, petugas tak terlihat lagi ntah dimana, mungkin di dalam tenda, atau memang sudah tidak berjaga lagi, atau masih menunggu perkembangan selanjutnya.
 2. Petugas seperti menyerah. Kesan pembiaran perkumpulan masa, baik kegiatan di rumah ibadah, mall, pasar,  maupun tempat umum lainnya. Serba salah, keras salah, lembut juga salah. Akhirnya petugas mengalah daripada ribut dengan warga yang sudah tidak betah tinggal di rumah.
3.  Ucapan tokoh publik akhir2 ini yang mulai melunak seolah ingin menenangkan dengan menyebut tanggal2 kapan kantor akan dibuka kembali, kapan sekolah mulai aktif dibuka. Pesan awalnya sih halus.."New Normal." Sementara kasus masih meningkat, kajian ahli efidemiologi kadang dikesampingkan, kajian hoax malah jadi acuan. Semoga ini hanya asumsi saya.
4. Ucapan "Indonesia terserah" dari pejuang-pejuang kesehatan..yang kemudiaan diralat dengan tambahan kata "Kami terus berjuang untuk Indonesia." Warga yang memang bandel melanggar protokol pencegahan malah menyalahkan petugas kesehatan. "Itu kan memang tugas anda!"
5. Terdengar juga "Pesan" halus namun tajam, dengan pilihan kata "berdamai" dengan covid...semula "lawan covid" Dari lawan diajak berkawan..OK juga sih..
6. Pesan "Stay at Home" yang gencar, tiba-tiba meredup..yang tersisa tinggal pesan cuci tangan dan bermasker, pesan "jaga jarak' pun bisa jadi dilema. Bagimana mungkin beraktivitas bisa maksimal dilakukan kalau jarak tetap harus dijaga. Bagaimana mungkin sholat berjamaah boleh dilakukan tetapi jaga jarak 1 meter tetap dilakukan?
7. Seperti ada persiapan kuburan masal ya...Penyediaan lahan untuk pemakaman mulai diperluas. Pendanaan pun mulai diarahkan ke pemakaman.

Rasanya tanda-tanda di atas ini mengarah pada skema persiapan out from home atas nama new normal. Akankah mengarah pada pemikiran skema "Herd Immunity"

Herd Immunity lagi, apa itu?  

Orang menjadi kebal (katanya), karena katanya kalau semua sudah diserang virus ini tubuh akan membentuk antibodi (itu kalau virusnya rada blo'on tak bisa bermutasi).

Semua orang bisa diserang karena virusnya yang gencar menyerang, atau bisa juga karena sengaja manusianya yang pasang badan. (lihat tanda-tanda di atas)

Kalau kuat dia selamat, virusnya yg lemah/mati (mungkin) atau sebaliknya , kalau gak kuat orangnya yang tewas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun