Mohon tunggu...
Pendeta Sederhana
Pendeta Sederhana Mohon Tunggu... lainnya -

Sederhana itu adalah sikap hati. Hati adalah kita yang sesungguhnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Kita Harus Bersyukur?

13 Mei 2016   00:11 Diperbarui: 13 Mei 2016   00:27 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagaimanapun Keadaannya, Bersyukurlah & Pujilah Tuhan!
Kita percaya bahwa memuji Allah dan bersyukur itu baik; Namun demikian, sering kali hal tersebut kita anggap sebagai suatu pilihan, artinya bisa dilakukan, dan bisa juga tidak. Dan banyak dari kita hanya melakukannya ketika keadaan kita baik, dan itulah yang menjadi alasan untuk kita bersyukur.

Memuji Tuhan sebenarnya bukanlah pilihan, tetapi suatu keharusan. Pujian, jika kita sadari adalah sungguh sangat berdampak, tidak hanya bagi orang percaya, terhadap setan, dan tentu sekali juga bagi Tuhan.

Bagaimana pujian bisa  berdampak dan mempengaruhi kita?
Saat kita memuji Tuhan, maka hal itu merupakan pengakuan bahwa keadaan dan keberadaan kita bukanlah akibat dari usaha kita semata. Kita mempercayai bahwa semua menjadi demikian karena adanya campur tangan  Tuhan, dan  pujian menjadi respon kita untuk kesemuanya itu.

Namun, jika kita selalu berfokus pada masalah kita, maka secara otomatis kita sebenarnya menjauhkan diri dari Tuhan. Bukannya memuji Tuhan, sebaliknya kita menjadi egois dan memusatkan fokus kepada diri sendiri, bahkan sampai pada tingkat mengasihani diri.

Kita berupaya meyakinkan Tuhan, bagaimana supaya Tuhan memberi  perhatian pada masalah kita. Bahkan itulah yang kita lakukan di saat kita berdoa, ketika doa-doa kita hanya berisi keluhan dan alasan yang kita kemukakan untuk bisa mendapatkan perhatian Tuhan.

Tentu melakukannya  tidaklah semudah mengatakannya.  Bagaimana supaya kita bisa tetap menjaga hati dengan selalu bersyukur dan memuji Tuhan dan seakan mengabaikan masalah yang ada, di saat kita ada dalam kesesakan dan penderitaan.

Percayalah! Tidak ada resep terbaik selain bersyukur  dan memuji Allah. Bersungut-sungut, mengeluh dan sikap negatif lainnya tidak akan mengubah keadaan. Namun ketika kita mulai memuji Tuhan maka ada sesuatu yang berbeda. Ada damai sejahtera, ada pengharapan, bahkan sukacita yang membuat kita mendapatkan tambahan kekuatan.

Demikian juga dengan sikap dan pikiran kita, akan cenderung tertuju pada hal-hal yang positif. Inilah yang dimaksudkan dalam kitab Filipi 4: 4 untuk kita senantiasa bersukacita dalam keadaan apapun.

Sukacita akan membuat kita bisa memuji Tuhan, dan ketika kita berdoa,maka doa kita akan berisi  pujian dan ucapan syukur, bukan keluhan. Dan seperti tertulis dalam  Filipi 4:7 , Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus.

Pujian akan membangun kita secara rohani dan sekaligus menjagai kita  dari kejatuhan, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu (Neh. 8:10).

Rasul Paulus mengalami aniaya dan penderitaan melebihi kebanyakan dari kita, dan bisa-bisanya ia memandangnya sebagai penderitaan ringan, yang sifatnya hanya sesaat, dan disertai keyakinan bahwa semua itu tidak lain dan tidak bukan adalah untuk mendatangkan kemuliaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun