Mohon tunggu...
Pendekar Syair Berdarah
Pendekar Syair Berdarah Mohon Tunggu... -

Aku kau usir pergi saat masih ingin menyusuri padang hatimu...Kini biarkanlah jalanku berlinang darah, rembulan memapahku perlahan menuju maut abadi...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sendiri

18 Februari 2012   19:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:29 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam  sang penjaga kalutku

Bukan kuata rindu kugelut

Lain rasa pada wajah seraut

Masih sendiri kembara derita memagut

. . .

Mendebar semesta hati rengut

Kugambar wajahmu pada lembar rerumput

Angin mendera gelap rasa ia rebut

Tuntas kalut, gemelut, jiwamu jiwamu...

. . .

Sedih kudilayangi layang wajahmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun