Mohon tunggu...
Pendar Bintang
Pendar Bintang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger and MomPreneur

- CO Founder of Dezavo Indonesia, World Best Hospitality Company - A Blogger based in Bali - A Mommy with Full of Beautiful Surprised IG : @Pendarbintang Email : h.hanila@gmail.com Blog: hanilacorner.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

#7 Mak Comblang

18 November 2012   22:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:06 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perjalanan yang terasa panjang itu akhirnya berakhir, saat kami berhenti di sebuah kafe di salah satu sudut pantai Kuta. Di parkiran kami bertemu Donny, dia sedikit terkejut tapi Terry mengambil alih semua pembicaraan dan menganggap semau kebetulan. Tentu saja aku tidak mengerti kenapa Terry bersikap demikian karena menurutku ini bukanlah hal yang harus disembunyikan kecuali Terry takut ketahuan pacarnya. Tapi yasudah aku tidak mau terlalu pusing memikirkan masalah ini karena ini bukanlah menjadi masalahku.

Kami pun berjalan beriringan masuk ke dalam kafe, kami mengikuti langkah Donny dan bisa ditebak Donny akan memilih tempat yang memiliki pemandangan ke luar.

Setelah kami bertiga duduk dan masing-masing telah memesan minuman kami mulai serius bercengkeramah, seperti sebuah reuni sepatutnya teman lama yang tak pernah bertemu.

“ Dunia sempit sekali bukan? Aku sempat kaget waktu Terry bilang kenal sama kamu, Alice “ ucap Donny tergelak, aku tersenyum saja.

“ Lagian ngapain juga kamu cerita-cerita masalah beginian, kenapa tidak kejutan saja nanti kalau sudah jadi baru ceritakan kronologis kamu kenal dengan pasangan kamu “ jawabku mencoba lebih diplomatis, Terry dan Donny saling pandang, Terry mengangkat bahu, Donny tertawa lebar.

“ Kami sahabat dekat dari SD sampai SMA, kami berpisah gara-gara aku harus kuliah ke Bandung dan Donny kuliah di Surabaya “ sahut Terry, mataku membulat lalu aku tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala sambil mengingat-ingat kalau-kalau aku juga memiliki sahabat dekat dan sialnya aku tidak pernah memiliki sahabat dekat.

“ Jadi kalian sudah mirip saudara, ya? “ tanyaku, mereka berdua mengangguk hampir bersamaan.

“ Saat pertama dengar masalah aku minta bantuan kamu mencari pasangan Terry sempat mentertawai aku lho….masa dia bilang aku cowok nggak laku, padahal kamu tahu kan apa masalahku? “ Donny bercerita dan meminta persetujuanku, aku mengangguk saja mengamininya.

“ Tapi saat aku cerita bahwa Mak Comblangku itu kamu, eh dia malah katanya ingin ikutan mau nyari pasangan “ tambahnya lagi, lalu tawa mereka tergerai. Aku memandangi mereka berdua bergantian dan merasa aneh. Kuambil kesempatan mengirim Mariska SMS, tidak lama kemudian mendapat jawaban dan Mariska bilang sudah on the way ke tempat kami menunggu dia.

“ Mariska sudah on the way “ aku menyelah mereka, Donny mengangguk pelan dan tampak tak antusias.

“ Kok tampak gak semangat gitu, bro! “ goda Terry memukul pundak Donny, Donny cuma nyengir

“ Rada grogi karena oertemuan pertama “ dia membela diri

“ Lha, kemarin pas ketemuan sama si Mak Comblang juga grogi, dong? “ tanya Terry, entah apa maksud Terry seakan mencoba memojokkan Donny.

“ Gak-lah… dia beda “ jawab Donny enteng

“ Bedanya? “ kejar Terry semakin membuat aku bingung, pertemuan ini harusnya milikku sebagai sang director tapi ini? Kok jadi dia yang paling bawel?

“ Bawel amat sih…. Ya jelas beda dong, ini bertemu calon pasangan sedang kemarin ketemu sama Mak Comblang gak pake persiapan perasaan dong! “ sahutku sedikit sebel. Donny menaikkan alisnya memandang ke arah Terry yang malah nyengir.

Beberapa menit kemudian muncul sosok cantik di depan kami, dia tersenyum ramah menyapa kami. Aku, sang mak comblang sontak berdiri karena yakin sosok cantik di depan kami ini adalah Mariska.

“ Mariska? Duduk yuk…. “ sapaku menyediakan kursi untuknya di sampingku

“ Thank you, Alice…. “ tuturnya lembut, sambil tersenyum ke dua pria dihadapan kami.

“ Mariska, ini Donny dan ini Terry “ aku perkenalkan Donny dan Terry, Mariska mengulurkan tangannya sedikit ragu lalu memandang ke arahku, aku tersenyum..

“ Donny, cowok yang aku ceritakan dan Terry dia teman kami dia bukan salah satu dari…. “ aku tidak melanjutkan kalimatku, namun aku berikan kode yang mengartikan:“ I’m not that stupid, masa mau ngenalin kamu sama dua cowok sekaligus dalam satu waktu, pasti di waktu yang berbeda, lagian ini Terry, mantan cowokku dan aku masih menyukai dia masa iya mau tak kenalin ke kamu “. Mariska tak bodoh, dia mengangguk mengerti.

“ pesan minum dulu dan makan dulu dong! “ seru Terry karena pertemuan ini serasa kaku, sebenarnya tidak akan seperti ini andai saja Terry tidak ikut, iya kan?

“ Mmmm…saya minum saja, tidak nyaman makan malam jam segini “ tutur Mariska, alisku naik. Ternyata dia termasuk golongan cewek yang membuat aku iri karena keteraturan mereka, salah satunya tidak akan makan di atas jam 6 sore.

Terry memberikan kode ke waitress untuk segera mendekat dan memesankan minuman untuk Mariska.

Lalu, sesuai dengan tujuan aku mengarahkan Donny untuk lebih dekat dengan Mariska dan tentu saja Terry membantuku dengan menceritakan kekonyolan-kekonyolan Donny di masa kecil, terkadang kami semua tertawa dengan cerita-cerita konyol Terry tentang masa kecil Donny dan terkadang kami juga tertawa mendengar cerita konyol Donny yang menyerang balik Terry. Percakapan kami berlangsung tidak lebih dari dua jam, kemudian kami pulang sendiri-sendiri kecuali aku yang diantar Terry samapai ke kost. Sepanjang perjalanan kami banyak diam karena aku sudah cukup lelah bahkan sempat tertidur saat terjebak macet.

Bersambung....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun