Mohon tunggu...
Pendar Bintang
Pendar Bintang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger and MomPreneur

- CO Founder of Dezavo Indonesia, World Best Hospitality Company - A Blogger based in Bali - A Mommy with Full of Beautiful Surprised IG : @Pendarbintang Email : h.hanila@gmail.com Blog: hanilacorner.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sun Medical Platinum Upaya Perencanaan Financial dan Proteksi Kesehatan Lebih Baik

26 Oktober 2019   11:36 Diperbarui: 26 Oktober 2019   11:44 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2012 saat itu adalah masa-masa di mana saya sangat produktif. Saya bekerja dan bekerja, dengan hasil yang semua di luar ekspektasi. Usaha memang tidak mengkhianati hasil. 

Meskipun di usia muda yang menggebu-gebu itu saya bukannya berpikir untuk menabung dan investasi, tapi saya pakai untuk bersenang-senang. Tapi, siapa yang peduli? 

Hanya Bunda saja yang senantiasa mengingatkan "menabunglah, kalau ada sakitnya itu ga bingung" kalau boss di kantor malah senang dan terus bilang mumpung masih muda puas-puasin sambil terus memuji kerja keras saya.

Rupanya kerja keras yang ada dalam diri saya ini menurun dari Bunda dan Papa. Jauh di rumah sana, meskipun saya selalu mengirimkan "uang jatah" mereka bekerja sangat keras, kadang tidur hanya 2 - 3 jam dalam sehari dalam mengerjakan pesanan kue. Bisnis kue basah itu untungnya besar cuma kerjaannya banyak, itu kata Bunda.

Pernah aku protes "Bunda ngapain sih kerja sampai segitunya" Ya, Bunda dan Papa ingin di masa tua tidak merepotkan anak-anak. Kalau kami meninggal kalian mau selametan pakai uang peninggalan kami. Masyaallah.....sampai sejauh itu mereka memikirkan kami.

Hingga suatu hari di pertengahan Juni ada pemuda Minang yang belum genap satu minggu PDKT nekad meminta saya pada orang tua, di situ saya mulai berpikir "menabung" pernikahan disetujui akan dilakukan pada awal Maret 2013 karena terbentur budaya orang Jawa. Kami habis berkabung, kakek meninggal belum lama. Harus ganti tahun katanya.

Tanggal pernikaham semakin dekat, masalah uang alhamdulillah tidak ada masalah. Untuk biaya sebagian saya dan sebagian orang tua yang ngotot bilang kalau ini kewajibam terakhir biayain anak. 

Namun, ada hal yang mengkhawatirkan mendekati pernikahan kok kesehatan Bunda menurun. Bahkan pernah ditelpon tidak bisa, tidak karuan pikiran saya, ternyata pas lagi ke rumah Budhe buat diskusi tentang pernikahan, Bunda pingsan di sana. Saya menangis khawatir. 

Semua keluarga mengingatkan untuk tidak usah khawatir, sampai pada suatu hari adik yang tinggal bersama saya ditelpon untuk pulang dengan alasan buat bantu-bantu persiapan pernikahan. Tidak ada curiga atau pertanda apa-apa saat itu karena selisih beberapa hari saya menyusul pulang. 

Sampai di rumah, tidak ada siapa-siapa selain Papa dan Kakak yang sudah berumah tangga sendiri, tentu itu aneh. Kakak membawah saya ke Rumah Sakit, di sana saya temukan Bunda dengan banyak infus baru selesai melakukan operasi angkat rahim. Saya peluk dan ciumi Bunda, saya menangis tanpa suara sampai tidak sadarkan diri.

Ya Allah, dengan keadaan demikian Bunda masih meminta saya melangsungkan pernikahan. Dibantu oleh keluarga besar semua lancar. Dalam biaya pengobatan tak sedikit pun Bunda meminta bantuan kami, anak-anaknya atau bingung mencari pinjaman karena Bunda rajin menabung, tidak hanya uang tapi juga dalam bentuk emas.

Saat sudah dalam keadaan membaik, Bunda sempat bilang kalau biaya pengobatannya habis sekian puluh juta. Saya saat itu hanya bilang:

 "pakai uangku yang ATM nya di Bunda saja, kan banyak isinya" Bunda tidak mau mengganggu tabungan saya katanya. 

Beliau bilang "Bunda ada uang, sebenarnya mau dipakai beli mobil tapi belum rejeki malah buat bayar rumah sakit" raut kecewa tampak sekali meski sambil tersenyum.

Berkaca dari peristiwa tersebut Bunda selalu mengingatkan bahwasannya sehat itu aset yang paling mahal. Karena saat sakit, lihat saja kita harus bayar mahal biayanya demi menebus sehat. Oleh karenanya, Bunda pun selalu ingatkan kami untuk tidak terlampau ngoyo dalam bekerja, jaga kesehatan dan kalau bisa miliki asuransi. Kok, asuransi? Iya, dengan asuransi kita sudah memiliki persiapan jika ada sakitnya. Analoginya, sedia payung sebelum hujan. Jangan nunggu hujan baru bingung nyari payung.

Dari ki-ka: Bunda, Kakak, Saya, Adik, Papa dan anak-anak kami. Alhamdulillah, Bunda Sehat dan kami pun memiliki jadwal jalan-jalan meskipun/dokpri
Dari ki-ka: Bunda, Kakak, Saya, Adik, Papa dan anak-anak kami. Alhamdulillah, Bunda Sehat dan kami pun memiliki jadwal jalan-jalan meskipun/dokpri

Tapi, bukannya dengan beli polis asuransi kita ini berharap diri kita sakit, ya? Ini pemikiran awam saya awalnya. Tentu tidak. Alhamdulillah jika kita sehat terus, namun bisa dibayangkan tidak jika ceritanya seperti Bunda? 

Beliau sakit ga punya tabungan tidak ada asuransi, kemana beliau mencari uang puluhan juta untuk biaya pengobatan dalam waktu sesingkat itu? Tidak ada yang bisa menjamin kalau Bunda mendapatkan penanganan bagus dari para dokter spesialis, kamar nyaman kalau tidak uang. Asuransi ini sama dengan invenstasi. 

Dan tetap, andai saja punya asuransi mungkin Bunda masih tetap bisa membeli mobil impiannya karena untuk biaya sakit sudah ditanggung sepenuhnya oleh asuransi. Dari sini, kami benar-benar faham bahwa sehat adalah aset yang benar-benar tidak bisa dinilai dengan rupiah. Mahal banget.

sumber: sun life
sumber: sun life

Apa yang terjadi pada Bunda sudah terlanjur. Ibarat nasi sudah jadi bubur. Di usianya yang 50an tahun ingin membuat asuransi, apakah bisa? Saat itu tidak bisa. Saya sudah mencari-cari informasi tidak bisa apalagi dengan kondisi Bunda yang sudah pernah sakit.

" Kalian tahu kenapa harus punya asuransi?" Tanya Bunda tegas

"Karena di saat sakit, kamu harus mendapatkan penanganan dengan standard bagus, sakit itu ga enak kalau kita dapat pelayanan biasa-biasa saja, ga bagus, yang ada akan terasa lebih sakit, karena hati nelangsa."

Ah, Bunda selalu benar dalam hal beginian.

Ingat, cari asuransi kalau bisa yang berstandard internasional sehingga memiliki jaringan luas di seluruh dunia, yang bisa mengcover kesehatan kita sampai usia maksimum di atas 70tahun karena usia manusia ga ada yang tahu, memberikan penggantian biaya dengan nilai besar, memberikan manfaat terhadap efek samping operasi dan atau kemoterapi, memberikan pergantian uang tunai jika biaya sudah dibayar asuransi lain, ada layanan pendapat ahli medis, pelayanan untuk melahirkan karena kita perempuan, ini penting! 

Kalau pun yang laki-laki pikirkan buat istri dan juga manfaat kesehatan gigi serta manfaat-manfaat lainnya seperti layanan medis di dalam dan luar negeri lainnya. 

Apakah ada asuransi dengan manfaat sebaik dan sebanyak itu? Ternyata ada, lho! Namanya "Sun Medical Platinum" dari Sun Life. Manfaat pergantian biayanya sampai 7.5M, perlindungan kesehatan lengkap bisa sampai usia 88tahun, dan pergantian uang tunai jika biaya rumah sakit kita sudah dicover asuransi lain sampai 2.5juta per harinya.

Sumber: sun life
Sumber: sun life

Tidak hanya manfaat tersebut di atas, Sun Medical Platinum ini bisa ditambahkan ke dalam product Sun Life lainnya seperti:

- Asuransi Brillian Sejahtera

- Asuransi Brillian Maxima

Dan siapa yang sangkah juga kalau Sun Medical Platinum adalah bestselling product asuransi di Sun Life karena memberikan manfaat perlindungan kesehatan lengkap seumur hidup dan proteksi kelas dunia. Untuk lebih detail informasi bisa di download di sini.

Semoga pengalaman Bunda saya di atas bisa membuat kita lebih bijaksana dalam merencanakan keuangan dengan mau membeli asuransi sebagai usaha proteksi terhadap aset paling berharag kita yaitu kesehatan. Karena sehat itu aset yang lebih mahal dari apapun juga. 

Jangan sampai kita banyak uang malah tidak dapat menikmatinya apalagi habis buat biaya sakit. Asuransi adalah payung yang memberikan proteksi terhadap kesehatan yang merupakan aset dan resiko-resiko lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun