Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Rejeki Menurut Imam Syafii

27 Maret 2023   06:57 Diperbarui: 27 Maret 2023   07:01 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengajian Kitab Kifayatul Atqiya (dok rohmat)

Pada pengajian kitab kifayatul atqiya yang dijelaskan oleh Pengasuh Pesantren Assalafiyah Luwungragi, KH Subhan Makmun dihadapan jamaah rutin jiping (pengajian kuping),  Imam Syafii menyampaikan pendapat bahwa untuk mendapatkan rezeki dibutuhkan usaha dan kerja keras. Rezeki tidak datang sendiri, melainkan harus dicari dan didapatkan melalui sebuah usaha. 

Kadang orang santai itu juga banyak rejeki yang diterima, sedangkan ada juga orang yang kerja keras rejekinya kalah dengan orang yang santai, disinilah perlunya seseorang untuk berusaha dalam mencari rejeki, saat kita berusaha, siapapun orangnya maka akan diberikan nikmat dan kesempatan untuk mendapatkan rejeki.

Saat seseorang menerima atas rejeki yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya yakni qonaah maka Allah akan menjaga dan mencukupi rejekinyadan ingat rejeki itu tidak hanya mendapatkan harta benda saja, tetapi rejeki juga sAt anda diberikan kenikmatan sehat dan sempat sehingga anda bisa menikmati makanan saat buka dan saur dibulan ramadhan dengan menu yang sesuai selera.

Bayangkan saat anda mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit, makanan apapun tidak menikmatinya apalagi harus dihabiskan dari jatah makanan yang diberikan oleh pihak catering rumah sakit. Menu serba diteliti dan distandarisasi karena alasan ini itu, dengan tujuan cepat sehat karena menu itu sesuai dengan anjuran tenaga medis dan manajmenrn rumah sakit.

Tidak ada orang yang ingin serba kekurangan, inginnya serba kecukupan, hidup ingin tercukupi, namun disinilah kemudian ada si kaya dan si miskin, ini perumpamaan, jika ada orang yang kaya maka saat dia mencari tukang tentunya kesulitan, begitu pula saat ada orang kaya yang tidak peduli kepada orang miskin atau orang yang tidak mampu, maka rejekinya tidak berkah, karena ada hak harta yang harus dikeluarkan untuk orang yang tidak punya.

Anda bayangkan saja, jika diberikan nikmat yang berkecukupan lalu tidak mau zakat mall atau zakat lainnya, lupa dengan pengeluaran zakat, ya sama dengan anda makan enak misalkan makan sate dan menu enak lainnnya, lalu dalam perutnya tidak bisa buang air besar dan air kecil, anda bisa merasakan nikmat perut yang luar biasa, panasnya minta ampun apalagi kalau lambungnya tidak kuat, bisa-bisa perut merasakan kesakitan yang luar biasa, tidak bisa kentut saja sudah membikin sulit tidur apalagi kalau tidak biss BAB dan BAK rasanya tidak karuan. 

Saat anda mau pipis,  lalu masih jauh toiletnya dan sudah berada di pucuk, lalu jalannya sedikit berkelombang, rasanya luar biasa belum lagi jika diempet terus tentunya akan berbahaya bagi kesehatan kita. Disinilah pentingnya seseorang untuk mentasyarufkan harta anda kepada orang yang tidak mampu, dan orang yang tidak mampu juga harus menerima, jangan ngresula atau menggerutu dalam hidupmya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun