Momentum hari ini adalah memperingati hari cuci tangan dengan sabun sedunia atau dikenal dengan CTPS. Budaya itu harus melekat pada diri sendiri dan keluarga sama edukasi ke semua pihak, agar fisik kita sehat dan bugar.Â
CTPS mudah diucapkan, tapi akan sulit dilaksanakan kalau tidak melekat pada kebiasaan sehari-hari, kita kadang lalai saat mau sarapan pagi, siang, malam karena ada sendok, ada garpu dan dalam pikiran kita itu dianggap sudah bersih dan hygenis.
Para petani saat makan bungkusan disawah, tentunya akan cuci tangan dialiran sawah, perkara air itu kotor atau tidak, bagi mereka yang penting perut sudah kenyang, kalaupun nanti diare ya resiko setelah makan, padahal kesempatan untuk cuci tangan pakai sabun dan air mengalir masih bisa hanya karena malas jadi tidak mau melakukan budaya baik ini.
Makan diseafood misalnya, kadang yang menikmati hanya pakai mangkok dikasih air saja, teorinya pakai air mengalir, nyatanya ya air dikasih dimangkok, dikasih jeruk nipis saja, ternyata seperti ini membudaya.
Anak-anak sekolah pun jika tidak dikasih media cuci tangan pakai sabun, ya dipastikan lupa saat beli jajan atau sarapan tidak cuci tangan, sehingga untuk terpapar penyakit diare sangat berpotensi. Saat cuci tangan pakai harus pakai sabun atau cairan yang bisa membunuh kuman, saat cuci tangan pakai sabun sebaiknya dengan air mengalir, adalah cara jitu untuk melindungi diri dan keluarga dari sakit.Â
Kuman bisa menyebar dari orang lain atau dari permukaan saat menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci, menyiapkan makanan atau makan dan minuman dengan tangan yang tidak dicuci, menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi, sehingga semua orang disarankan untuk sering mencuci tangan, terutama selama momen penting, seperti sebelum makan, dan sesuadah makan, atau seteleh menyentuh sampah, atau setelah menyentuh binatang, pakan ternak atau kotoran hewan.
