PNS atau Aparatur Sipil Negara dikenal dengan istilah abdi negara, ASN bukan alat kekuasan, dan ASN memiliki posisi penting dalam berupaya menjamin kenyamanan dan kesejahteraan rakyatnya. ASN harus memberikan layanan terbaiknya, termasuk sambang warga, untuk menyerap aspirasi warga atas perbaikan layanan yang ada. Namun jika sebaliknya, saat mereka jarang menyambangi warga, maka ada kesenjangan antara abdi negara dengan warga semakin kentara, sangat baik bila seorang abdi negara menjalankan tugas dengan bertanggungjawab.Â
Menarik ketika melihat foto diatas, Bambang Setyawan salah satu ASN di Kabupaten Brebes yang bekerja di Dinas Sosial Kabupaten Brebes, menyambangi warganya, dengan mengawali diskusi bersama warga dengan terlihat sangat dekat, mereka bisa curhat bebas dan ASN menampung masukan dari mereka, dari warga juga merasa senang dengan cara sambang kerja seperti ini, begitu dekat dan semringah tampak wajah warganya, terkesan tidak seremonial, duduknya sama-sama tidak ada siapa yang paling berkuasa, dan mereka merasa menikmatinya.
Biasanya yang terlihat kalau pengambilan foto, beberapa ASN ingin merasa lebih pintar, lebih bangga jika ada gap dalam duduknya atau misalkan terlihat ceremonial, padahal sejatinya dalam diskusi seperti digambar itu jauh lebih banyak masukan yang informal tapi solusi yang terpecahkan.Â
Mengutip di mediaindonesia.com terkait penelitian ASN. Berbagai penelitian terkini tentang kinerja ASN menunjukkan sekurang-kurangnya ada tiga hal yang menjadi anti tesis animo masyarakat menjadi ASN. Pertama, efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas belum sepenuhnya prima. Banyak anggota masyarakat merasa belum dilayani dengan baik.
Kedua, gagal mengartikan hakikat tugas dan tanggung jawab. Abdi negara yang sesungguhnya identik dengan abdi pemerintah pusat yang diwujudkan dengan melayani masyarakat karena pada hakikatnya mereka adalah perpanjangan tangan pemerintah untuk melayani masyarakat disalahpahami sebagai perwujudan kewenangan pemerintah.
Ketiga, mengidentikkan tugas pengabdian dengan kekuasaan. Hal yang terakhir dengan cukup jitu mengindikasikan akan terjadinya tindakan-tindakan kesewenangan yang bertendensi terjadinya penyalahgunaan kekuasaan
