Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Walisantri Sowan ke Kyai

28 Mei 2021   09:10 Diperbarui: 28 Mei 2021   09:25 3933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adat sowan saat lebaran masih melekat pada warga Indonesia terlebih lagi para santri kepada gurunya, ataupun jamaah ngaji kepada gurunya, semua dilakukan untuk mempererat tali silaturokhim dan berharap doa dari gurunya agar didoakan sehat, sholeh sholehah dan keturunannya berkah, termasuk dimudahkan mendapatkan rejeki yang berkah barokah, tetap iman dan islam. 

Saat pandemi covid ini, ada tiga opsi bagi pengasuh, pertama ada yang tidak menerima walisantri sowan, pendaftaran santri pun online, jadwal masuk ke ponpes sudah ditentukan, namun orangtua hanya bisa mengantarkan anaknya di pintu gerbang karena larangan masuk ke kawasan ponpes, dampaknya tidak bisa sowan ke pengasuh dan inipun bagian dari jaga jarak dan antisipasi terpapar covid.

Kedua, pengasuh menerima walisantri beserta anaknya yang akan jadi santri, hanya daja harus pakai masker dan cuci tangan pakai sabun, pengurusnya memastikan protokol kesehatan dipatuhi, hanya saja jaga jarak dan sowan saat masuk ke kediaman pengsuh.

Ketiga, pengasuh menerima walisantri beserrta anaknya yang akan jadi santri tanpa protokol kesehatan, bebas seperti biasanya, tanpa prokes dan menganggap biasa walau kondisi pandemi covid-19. 

Ketiga opsi ini bisa saja berimbas pada orangtua, santri dan pengasuhnya, karena ada konsekuensi dari aturan yang ditetapkan. Kalau ingin mengenal kyainya dan situasi pondok di dalamnya ya walisantri dan santrinya bisa ketemu dengan gurunya, karena ada hubungan emosional antara pihak pengasuh dengan walisantri dan anaknya sebagai calon santri.

Namun kalau pengasuhnya takut dengan bahaya covid yang nantinya menimpa keluarganya maka opsi pertama akan dijadikan dasar yang dipilih, pasalnya lebih baik mencegah daripada nanti menyebar kepada keluarga dan santri yang lain, repotnya luar biasa dan penekanan protokol kesehatan super ketat sengaja di lakukan karena ada anjuran pemerintah yang harus ditaati.

Bagi kyai atau bu nyai yang tidak takut dengan covid-19, maka prokes akan di langgar, pengasuh juga akan tahu orangtua walisantri dan santri yang dititipkan. Ada makna yang tersirat dari sowan walisantri kepada pengasuh, pertama walisantri akan mengucapkan langsung kepada pengasuhnya ini adalah ikrar antara orangtua kepada pengasuh karena ada hak peralihan belajar di ponpes, dimana mohon anaknya di didik, dibimbing dan diawasi saat belajar di pondok pesantren. 

Kedua, ada nilai silaturahmi yang terikat antara orangtua-santri-guru dimana doa dan ikatan keluarga muncul persaudaraan dunia akhirat, wajar jika pengasuh pondok pesantren akan selalu di kenang hingga akhir hayat. Sepanjang kyai atau keluarga kyai masih hidup maka akan menjadi bukti ikatan yang kuat baik doa maupun ngalap berkah doa kyai. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun