Al-Muta'allim itu orang yang belajar. saat ustad sedang berjalan di jalan maka seorang santri atau murod dilarang memberhentikan gurunya itu tidak bagus, makanya seorang santri yang belajar pun harus punya adab dalam menuntut ilmu, agar sukses dikemudian hari.Â
Demikian mutiara hikmah pengajian rutin ramadhan di Ponpes Assalafiyah Luwungragi Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jumat (16/04/2021) yang disampaikan oleh KH. Subhan Makmun selaku pengasuh ponpes.Â
Lanjut Kyai Subhan, Ketika seorang murid belajar, maka rujukan belajar dengan menukil pelajaran sebuah cerita antara Nabi Musa dengan Nabi Khidir. Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa ini diceritakan lengkap dalam Al Quran Surat Al Kahfi ayat 60-82. Ketika itu Nabi Musa diketahui tengah melakukan perjalanan jauh menuju ke arah laut.
Seorang murid kalau mau ikut guru itu jangan suudzon dulu dengan gurunya. Maksudnya tidak boleh mengkritik gurunya, seperti halnya tata krama anak kepada orangtuanya, baik itu ucapan atau tindakannya.Â
Anak juga harus mentaati perintah orangtuanya, saat berjalan saja jangan mendahuluinya, bahkan jangan suka bentak bentak orangtuanya, apalagi suaranya lebih keras diatas suara orangtuanya. Zaman Isrpil diceritakan kisah Juraij. Pada kisah Juraij. Jika tahu demikian, sudah barang tentu seorang anak kudu memuliakan orang tuanya. Jangan sampai ia membuat orang tuanya marah, sehingga keluar kata atau do'a jelek yang bisa mencelakakan dirinya.
Jika orangtua ridho, atau bekti kepada orangtua maka anak selama hidupnya itu nikmat, diberikan keberkahan baik dunia dan akhirat.Â