Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menelisik Pekerjaan Mbutik dan Mrotol Bawang Merah

11 April 2021   07:15 Diperbarui: 11 April 2021   07:21 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemasok bawang  merah Nasional terbanyak di Wilayah Indonesia berasal dari Kabupaten Brebes, yang berada di wilayah barat Provinsi Jawa Tengah, yakni perbatasan antara Jabar dan Jateng. Lahan yang cocok untuk budidaya tanaman bawang merah menjadikan sebagian penduduknya bekerja menjadi petani atau buruh tani, dan hampir lahan sawahnya digunakan untuk bercocok tanam bawang merah, selain itu sayuran ataupun palawija.

Bawang merah sebagai komoditas andalan tentunya kita akan bertanya, siapa yang memiliki peran penting dalam proses budidaya hingga paska panen. Kalau pada budidaya secara mayoritas peranan laki-laki dan perempuan hampir seimbang, saat mengolah tanah hingga siap nanam, pekerja laki-laki berperan penting. 

Namun sebaliknya disaat mau menanam bibit bawang dilahan sawah yang sudah diolah maka perempuanlah yang berperan penting termasuk saat ada rumput liar, ataupun ada ulat daun dan juga saat mau panen maka keberadaan buruh tani perempuan sangat dominan dibutuhkan. 

Mbutik dan Mrotol

Mbutik istilah umum masyarakat Brebes saat menyebutkan buruh tani perempuan dikala bekerja di paska panen. Bawang yang sudah dipanen lalu dijemur biar kering dinamakan dengan askip. Bawang yang sudah askip ini harus ada perlakuan khusus, jika mau dijual ataupun dijadikan bibit bawang maka butuh perempuan gesit dan militan untuk bekerja seharian dari mulai ada kotoran di umbi bawang hingga bawang tampak terlihat bersih dan mulus dan daun bawangnya sudah kering. 

Kekuatan matahari sebagai salah satu modal utama untuk mengeringkan daun bawang dan tunaspun semakin kuat disaat dijemur dan jadi askip untuk di tarang (jadi bibit). Opsi kedua adalah askip jadi bumbu dapur, inipun dikirim ke kota tertentu dengan cara bawang askip dipacking ke karung lalu siap antar ke wilayah Indonesia. Saat mengolah menjadi askip butuh tangan perempuan atau mbutik. 

Mbutik tidak takut dengan ulet daun dibawang, termasuk bau bawang, panas terik matahari dan kehujanan tidak menjadi halangan bagi para buruh mbutik, yang penting pekerjaan dilakukan dan selesai dibayar. 

Mbutik biasanya rombongan ada yang 3-20 orang tergantung permintaan dari pemilik bawang merah atau juragan. Makanya juragan bawang pastinya punya banyak tangan kanan mbutik yang nantinya bertugas mengkoordinir anggota mbutiknya, karena kebiasaan merawat bawang askip mereka menjadi terbiasa dan cekatan serta profesional.

Para perempuan mbutik jelas kulitnya semakin hitam baik di tangan, wajahnya, maklum tidak kena AC, selalu panas dan berkeringat dan bau bawang menjadikan tangan dan kakinya harus selalu dicuci saat mau makan siang atau makan jajan, mereka jelas terpapar pestisida karena berinteraksi dengan bawangmerah. 

Mrotol

Dok reportase.tv
Dok reportase.tv
Mrotol itu istilah penyebutan bagi masyarakat Brebes untuk memotong daun di tunas bawang merah, mrotol ini hampir rata-rata jika bawangmerahnya kualitasnya kurang bagus, tunasnya kecil dan ada juga permintaan salah satu PT produksi bawang goreng untuk dijadikan bumbu mie instan. Mereka yang mrotol rata-rata adalah pekerja perempuan, termasuk memberikan pendidikan kepada anaknya agar tidak main bebas, tapi mulai dilatih membantu ibunya untuk mrotol, hasil uangnya digunakan untuk beli bumbu dapur atau keperluan sembako, kadang juga untuk uang saku sekolah. Memanfaatkan waktu yang ada di rumah atau digudang juragan bawang dan cara pembayaran dengan ditimbang hasil mrotolnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun