Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bentuk Modal Sosial di Masyarakat

23 Januari 2021   16:57 Diperbarui: 23 Januari 2021   17:05 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakaf Urugan (Dokpri)

Pernahkah anda melihat bagaimana responsif warga ketika mereka bekerjasama dan berinteraksi menentukan sebuah target yang dicapai secara bergotongroyong atau bau membahu untuk mensukseskan sebuah kegiatan ataupun pembangunan maka perlu ada modal sosial. 

Modal Sosial itu adalah Pengukuran modal sosial dapat dilihat dari interaksi baik indiviual maupun institusional, seperti terciptanya atau terpeliharanya kepercayaan antar warga masyarakat.

Warga percaya dengan anda ketika diminta bantuan dana baik bentuk tenaga, pikiran, uang, natura ataupun lainnya maka anda itu memiliki modal sosial yang luar biasa. Bentuk modal sosial adalah kepercayaan atau trust, ketokohan seseorang atau fanatitik dengan seseorang, dan jaringan atau networking. 

Jika anda punya 3 kriteria ini, maka dalam melakukan target program sosial akan cepat dan tepat, harus ada transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dananyang ada, semakin anda dipercaya dan wujud kepercayaan itu dilaksanakan dengan baik maka akan semakin kuat modal sosial anda.

Contoh lagi, saat anda dijadikan leader dan masyarakat percaya dengan cara gerakan anda atau cara beketja super kilat atau dikenal gercep (gerakan cepat) maka sejatinya anda punya modal sosial yang kuat.

Gerakan yang dilakukan oleh para tokoh ulama atau tokoh panutan masyarakat itulah sejatinya adalah modal sosial yang kuat, orang bisa mau menyerahkan harta benda dan tenaga sama pikiran untuk mewujudkan capaian. Misalkan membangun masjid atau pesantren anak punk yang di inisiasi oleh Pengasuh Ponpes Asssalafiyah Luwungragi KH. Subhan Makmun itu adalah modal sosial yang cukup kentara. 

Masyarakat secara responsif memberikan wakaf tanah, wakaf urugan, hingga wakaf natura untuk bangunan, bahkan semua panitia secara ikhlas tanpa bayaran khidmah kepada pesantren, inilah yang dinamakan dengan modal sosial. Jika kita tidak bisa mengajarkan ilmu namun kita punya harta maka berwakaflah atas hartamu untuk perjuangan islam, termasuk misi mewujudkan ponpes anak punk yang digagas oleh KH. Subhan Makmun di Desa Klampok Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun