Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

UMKM Naik Kelas, Banyak Keluarga Tangguh Berdaya

30 Desember 2020   19:05 Diperbarui: 30 Desember 2020   19:09 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 2019 saja, UMKM menyumbang 61% PDB dan berkontribusi sebesar 14% total ekspor nasional. Selain itu, UMKM menyerap hingga 97 persen dari total tenaga kerja dilangsir di portal radioidola.com, bahkan Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM per 2018, terdapat 64 juta lebih UMKM setara dengan 99,99 persen unit usaha di Indonesia.

UMKM juga menyerap 116 juta lebih pekerja atau 97 persen dari total pekerja yang diserap unit usaha di Indonesia. Adapun sumbangan UMKM mencapai Rp8.573 triliun atau 61,07 persen dari PDB. Ini artinya, penyelamatan UMKM harus segera dilakukan untuk pemulihan sekaligus transformasi ekonomi.

Covid-19 hampir sektor ekonomi sangat berpengaruh besar, indeks pembangunan manusia pada sektor ekonomi banyak yang mengalami dampaknya, rata-rata IPM kab/kota naik untuk peringkatnya.

Terjangan wabah Covid-19 yang masih terus berlanjut tanpa kejelasan kapan berakhirnya membuat sektor perekonomian semakin lesu. Banyak usaha yang mengalami penurunan pendapatan luar biasa bahkan ada yang sampai mengurangi tenaga kerjanya secara besar-besaran karena tak mampu lagi menanggung beban operasional.

Akibatnya angka pengangguran meningkat dan imbasnya daya beli masyarakat kian menurun. Ketidakpastian kondisi perekonomian pada kondisi pandemi ini membuat sebagian besar masyarakat memilih untuk menabung dibanding membelanjakan uangnya untuk konsumsi. 

Pelaku UMKM masih tetap menjalankan aktivitasnya di beberapa desa, bahkan sepertinya para pelaku ini tidak tetap menjalankan aktivitasnya yang terkadang juga lesu, karena di sana sini ada kebijakan physical distancing ataupun jangan dekat dengan kerumunan khawatir nanti terpapar covid-19, imbasnya para pengusaha warteg di Jabodetabek pun mengalami kelesuhan akibat covid yang tidak berhenti kapan selesainya. 

UMKM harus naik kelas, namun mereka harus berdaya, dalam situasi apapun, para pelaku UMKM akan menghadapi resiko terpaitnya, namun mereka akan mampu untuk menyelesaikan hantaman globalisasi ini. Pelaku UMKM harus mampu dan mau untuk mandiri, dan mereka juga harus jeli dan siap menanggung resiko yang kadang manis dan kadang pahit.

Sepanjang bahan baku tersedia, stok bahan sembako masih tersedia, serta tidak ada kebijakan kenaikan terhadap kebutuhan primer yang berdampak luar bagi keluarga UMKM maka mereka bisa berdaya dan bertahan hidupnya. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun