Gerakan pencegahan stunting ada di semua Kab/Kota di Indonesia, mudah-mudahan ada perbaikan cakupan data stunting di Indonesia, kalau tenaga kesehatan belajar tentang gizi itu itu dianggap hal yang biasa, namun kalau seorang Ibu dan Ayah mau belajar tentang gizi maka jauh lebih penting, apalagi paham tentang masalah gizi, kesehatan lingkungan yang sehat dan paham tentang kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Â bahkan mereka juga harus paham tentang aneka ragam makanan atau gizi seimbang.Â
Siklus hidup manusia dipastikan akan dilewati sesuai siklus hidupnya, jika sekarang usianya anda adalah remaja, maka sudah melalui proses lahir, usia PAUD, usia sekolah, dan pada proses inilah orangtua anda telah merawat anda pada 1000 hari pertama kehidupan.Â
1000 hari pertama kehidupan adalah Masa 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) terdiri atas 270 hari selama kehamilan dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan buah hati. Dampak pada masa periode emas akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang buah hati hingga dewasanya.Â
Disinilah seorang Ibu dan Ayah penting belajar pengetahuan gizi, karena pengetahuan tentang kesehatan Ibu dan Anak dan gizi sangat penting terkait asupan dan merawat tumbuh kembang anak.Â
Alasan seorang Ibu dan Ayah belajar pengetahuan Gizi :Â
1. Bisa meningkatkan derajat kesehatan di suatu daerah, cakupan kesehatan yang ada puskesmas semakin bagus, cakupan ASI menjadi 100 persen, cakupan pemakaian KB semakin meningkat, stunting pada anak tadinya naik maka cenderung menurun, dimana masyarakat semakin sadar agar Ibu Menyusui memberikan Asi Eksklusif kepada sang buah hati, sanitasi semakin baik, air bersih tersedia dan layak minum.
2. Bisa meningkatkan kedatangan dan memeriksakan Kesehatan Ibu dan Anak, termasuk kesadaran membawa Buku KIA dimana buku tersebut menjadi buku rekam riwayat kesehatan Ibu, Bayi, Batita, Baduta, Balita.Â
3. Â Memahami apa saja makanan yang bergizi dan berimbang, termasuk Gerakan Masyarakat Hidup Sehat semakin baik. Masyarakat mau untuk disuruh senam sehat, bahkan rutinitas olahraga dilakukan.
4. Pemenuhan Hak Anak terwujud, karena orangtua telah memberikan kewajibannya dimana merekalah yang bertanggungjawab pertama kali dalam pemenuhan hak anak.Â
5. Membangun empati, mereka semakin berpartisipasi aktif dalam mengambil keputusan,Â
6. Mempunyai sikap positif, dan juga memiliki pengetahuan luas tentang pengasuhan anak, termasuk soal menyusui.