Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Becak Semakin Terpinggirkan

12 November 2020   06:24 Diperbarui: 12 November 2020   06:25 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
becak (Dok sains.kompas.com)

Siapa yang akan memperjuangkan nasib para tukang becak di daerah jika tidak pemerintah daerah, mereka mengais hidupnya penuh kesabaran dan tak pilih kasih penumpang, jauh dekat akan diterima, tak pakai tarif jauh dekat, bermodal tenaga manusia, dan tidak ada layanan service berkala. 

Suku cadang becak pun yang akan dipilih adalah yang bekas pakai, kalau baru sebagian tak mampu untuk membelinya, kecuali sudah sangat parah dan harus diganti, maka apa boleh buat, harus diganti dan dibeli.

Becak malam hari dengan pagi atau siang hari pastinya berbeda tarifnya, kalau malam hari mereka juga sangat rentan dengan hawa dingin dan masuk angin, namun demi anak istri mereka harus mencukupi keperluan sehari-hari.

Tukang becak bisa sholat dengan tekun, sungguh mulia, apalagi mau mengaji di majlis taklim, yang jelas rata-rata pendidikan mereka tidak tinggi, namun tuntutan hidup begitu beratnya dan penuh resiko. 

Mereka tidak pernah protes hanya bisa mendengarkan isu-isu daerah, regional dan nasional lewat mulut ke mulut, mau internetan jelas tidak mampu membeli handphone, paling kalau ada papan informasi koran yang terpajang di fasilitas publik baru bisa membaca atau saat beli nasi pincukan maka ada koran sebagai pembungkusnya.

Media radio dan televisi sebagai modal informasi terkini, atau dapat info saat mangkal di lapak becaknya untuk menunggu penumpang, kadang satu jam tidak dapat penumpang, imbas kendaraan online sangatlah terasa betul apalagi dengan gencarnya teknologi digitalisasi. 

Semoga nasib mereka tidak terpinggirkan, namun mereka perlu diberikan ketrampilan seperti menjadi tukang bangunan atau misalnya tukang las dan lain-lain, agar tidak hanya mengandalkan ayunan becak sebagai mata pencaharian utama. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun