Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Santri Harus Bisa Menulis Artikel Digital

23 Oktober 2020   16:32 Diperbarui: 23 Oktober 2020   16:44 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian skill yang harus dimiliki oleh santri adalah menulis, dalam ilmu komunikasi maka skill berbicara, membaca, mendengarkan dan menulis ternyata sangatlah penting. Wajar jika di era digitalisasi, beberapa insan media atau misalkan santri yang sudah mampu menulis kemudian mengamalkan ilmunya dengan melatih santri yang masih belajar diltih jurnalistik.

Ilmu jurnalistik menjadi kata pembuka dan juga menu pendorong motivasi bagi para santri untuk mau menyalurkan hobinya, walaupun awalnya tidak punya semangat menulis, namun kalau di latih maka akan bisa menulis, dengan catatan tidak malas dan mau belajar publikasi di media cetak atau online.

Saat pondoknya punya website, maka akan memudahkan bagi santri untuk menyalurkan bakat yang dimilikinya, semakin di asah dan rutin publikasi semakin meningkatkan pemahaman dan ilmu merangkai kata demi kata, bahkan tak terasa jika menulis secara otodidak harian ternyata jika dikumpulkan bukan ratusan judul tapi bisa ribuan judul.

Banyak berkah saat seseorang santri punya multitalenta menulis, karena saat orang bisa menulis maka dia harus bisa membaca, menganalisis, mengedit dan merangkai kata demi kata, terkadang juga saat mengjnjjngi lokasi tertentu, imaginasi dan cara memberikan makna kehidupan semakin komprehensif, apalagi jika penulis tadi mau mutholaah kitab kuningnya, kemudian dimau belajar menerjemahkan kitab yang dibaca tadi lalu diinterpretasikan dengan isu kekinian, maka akan terjawab sudah betapa pentingnya seorang dalam menerjamahkan makna yang tersirat dan tersurat. 

Santri menulis di kompasiana misalnya, maka menurut penulis sah-sah saja, yang penting mau belajar untuk mempublikasikan karyanya dengan tahapan awal misalnya 150 kata, terus meningkat dan meningkat hingga ribuan kata. wah super keren ulasannya. 

Sebuah proses pastinya jangan instan, karena proses yang ada hambatan atau resiko maka akan semakin menjadikan tingkat keberanian dan tantangan semakin baik, kedewasaan santri semakin terlatih dan akhirnya terbiasa. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun