Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalamanku Saat Menjadi KSR PMI Perguruan Tinggi

17 September 2020   09:47 Diperbarui: 17 September 2020   09:51 1512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini tepat Ulang Tahun (Ultah) Palang Merah Indonesia (PMI) ke 75, jika di kategori usia pada manusia, masuk golongan lansia, namun karena PMI ini adalah organisasi sosial kemanusiaan yang berkiprah untuk membantu orang lain dan peduli pada situasi bencana baik itu bencana alam, bencana non alam mereka bergerak tanpa pamrih. 

Saat masih jadi mahasiswa semester dua, secara pribadi pernah menjadi peserta Diklatsar Korps Sukarela (KSR) Perguruan Tinggi, ini artinya bahwa pernah mengikuti serangkaian kegiatan PMI dan pernah melakukan tugas dari PMI Cabang Jombang saat itu hingga akhir jelang wisuda. Bahkan pernah mengajarkan kegiatan ekstra kurikuler tentang PMR di beberapa sekolah sebagai pembina dan pelatih. 

Mengikuti kegiatan di organisasi KSR Palang merah Indonesia di era 90-an sebenarnya membutuhkan komitmen dalam diri sendiri untuk mengabdi demi kemanusiaan. Merelakan waktu, tenaga, dan pikiran tanpa mengharapkan imbalan apapun, adanya semangat untuk berbakti pada negeri dengan meluangkan waktu belajar dan berorganisasi.

Saat masih mengikuti Diklatsar KSR PMI peserta di didik fisik maupun mental baik berada di ruangan, diluar ruangan sampai berada di lokasi bencana dengan lingkungan yang beraneka ragam, lewat pendiidkan ini, para pelatih KSR dari PMI Cabang tak henti-hentinya memberikan motivasi bahwa Diklatsar ini jangan untuk main-main, tapi ini diberikan sebagai bentuk membangun karakter anda, agar menjadi relawan sejati yang tangguh dan siap selalu ketika di ada panggilan dari korps.

Karena saat pelatihan, peserta banyak dan beragam fakultas sehingga dinamika pun semakin kentara, terlebih lagi ketika mereka berasal dari bahasa yang berbeda, ada yang bahasa sunda, bahasa madura, bahasa banyumasan, bahasa jawa kromo, bahasa jawa ngoko dan bahasa luar jawa. 

Namun bahasa percakapan yang dipakai adalah bahasa jawa timuran (jombang) dan bahasa Indonesia. Terkadang juga pelatih menggunakan bahasa jawa timuran.

Perasaan awal pastinya senang, seru, capek tapi saat ada halangan rintang, ataupun saat praktek drakbar, praktek bagaimana mengangkat korban kecelakaan baik di jalan raya, ataupun saat patah tulang dan ragam bentuk masalah yang diberikan oleh pelatih dan dikasih kunci jawaban setelah itu, rasanya tidak terasa kalau pelatihan beberapa hari akhirnya selesai, dan dinyatakan lulus Diklatsar PMI Perguruan tinggi.

Setelah lulus Diklatsar, maka kami bergabung dengan Keluarga Besar KSR PMI Unit Darul Ulum Jombang. Almamaterku dalam berorganisasi, dan disaat ada ospek ataupun ada kegiatan inagurasi dan kekampusan oleh organisasi mahasiswa dilibatkan untuk posko kesehatan kampus, tentunya harus siap selalu dan menyiapkan tim dengan seragam KSR PMI.

Jelang setahun pengabdian, kemudian hasil musyawarah anggota KSR PMI, mendapatkan amanat menjadi Komandan KSR PMI, sebuah perjuangan yang harus dilewati, dan ini mungkin bagian tahapan kaderisasi agar memiliki kemampuan dan kemauan untuk mengabdi kepada Kampus, PMI dan masyarakat.

Pengabdian di Kampus, melalui menggagas kegiatan donor darah sukarela, setiap 3 bulan sekali, dan berinteraksi dengan para dosen, mahasiswa maupun pihak yayasan agar sivitas kampus untuk peduli lewat donor darah, disini tim KSR PMI PT harus siapkan pernak pernik untuk rangkaian donor darah, dari mulai menghubungi Kepala UTD PMI setempat, administrasi persuratan, pemberitahuan ke kampus, hingga promosi dan edukasi kepada mahasiswa, bahwa donor itu tidak sakit, dan nanti banyak manfaatnya bagi pendonor.

Kesempatan lain, interaksi dengan pengurus PMI Kabupaten tentunya semakin kental dan berkesinambungan, terkadang ada permintaan untuk mengikuti diklat PBA di level Jawa Timur, dan Invitasi KSR PMI Seluruh Indonesia Timur dan juga permintaan untuk jaga Pos PMI pada beberapa even tertentu, termasuk siap siaga saat PMI Cabang meminta bantuan untuk penanganan dapur umum ketika ada bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun