Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Becak Masih Jadi Alat Transportasi di Pedesaan

6 September 2020   20:54 Diperbarui: 6 September 2020   21:16 1862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
becak (Dok gangkecil.com)

Becak paling banyak ada di wilayah pedesaan dibandingkan di perkotaan, bahkan disejumlah obyek wisata seperti saat ziarah di sunan Kudus masih jadi alat transportasi bagi wisatawan, wajar saja jika becak menjadi sarana antar jemput dari terminal menuju obyek wisata sunan kudus. 

Sementara itu di sunan bonang tuban, juga pemerintah daerah masih memberdayakan jasa transportasi ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ketika peziarah ini datang, akan ditempatkan di terminal khusus pariwisata, dan sekitar parkir bus tersebut sudah ada puluhan becak yang siap melaju ke lokasi peziarah di sunan bonang. 

Berbeda dengan di Sunan ampel, karena lokasi parkir antara sunan ampel dengan lokasi parkir bus pariwisata tidaklah jauh, maka peziarah ini rata-rata hanya berjalan kaki saja, menyebrangi jalan dan jembatan sungai kecil, lalu peziarah dalam beberapa menit sudah berada dilokasi sunan ampel. 

Kalau melihat jasa transportasi di sunan gresik, dominan jasa transportasi dengan mobil, dan dokar serta ojek, para peziarah harus menggunakan fasilitasi berbayar, dengan merogoh kocek tertentu, dan sudah disepakati harganya maka secara langsung semua rombongan akan memilih mode transportasi yang dipilih, yang penting sampai ke lokasi, karena lokasi menuju makam tersebut itu tinggi, sehingga peziarah pun ada yang memilih dokar, ada juga ojek biar cepat sampai. 

Tukang becak itu pastinya sehat, karena rutin berolahraga, dan mensyukuri rejeki yang didapat, terkadang sepi, terkadang juga ramai, meskipun tukang becak itu banyak yang berusia lanjut, tapi mereka sehat, dan tidak makan neko-neko, sega ponggol atau nasi bungkus saat mau makan pagi, dengan minum air putih, mereka mengayunkan becaknya dengan tenaga kakinya, pandangan ke depan, dan saat mau menyebrang lambaian tangan sebagai simbol becak mau menyebrang. 

Para tukang becak dengan keterbatan ekonomi selalu semangat dan optimis, bahwa rejeki itu tidak bisa ditukar, asalkan mau keluar dari rumah lalu berangkat mencari penumpang mereka percaya bahwa akan dapat rejeki, mereka paham bahwa dalam memberikan tarif pun tidak mau beresiko kepada penumpang, karena semakin mahal tarif yang dikenakan, dampaknya rejeki mereka akan berkurang, namun semakin dipercaya orang dengan tidak memberikan tarif sembarangan maka akan dapat order yang banyak, termasuk saat mengangkut barang bawaan, mereka juga orangnya jujur, karena barang bawaan yang dibawa akan diantar ke tujuan dimana alamat sudah ditentukan. 

Kepercayaan yang tinggi inilah menyebabkan alat transportasi ini masih tetap langgeng. Asalkan tidak ada kebijakan penghilangan becak oleh Regulasi daerah, puluhan tahun becak tetap masih ada, dan mereka juga punya hak untuk mendapatkan penghasilan dari mengayuh becak lewat tenaganya. Walaupun jasa transportasi ojek online terus bertambah dan juga dhealer sepeda motor dan mobil yang selalu menjual kendaraan barunya, tetap saja becak harus ada jangan sampai hilang dari bumi Indonesia. Karena Kendaraan inilah ciri khusus rakyat Indonesia yang pastinya unik dan bisa menyehatkan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun