Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pasar Lombok dan Bawang Merah di Tanjung Brebes

31 Agustus 2020   23:04 Diperbarui: 31 Agustus 2020   23:04 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pasar bawang dan lombok sengon tanjung (dokpri)

Mengamati langsung cara pengiriman lombok yang di packing satu karung membuat penulis kagum, bayangkan sepeda motor dengan membawa satu karung dengan berat kisaran 40-50 kilo cukup do bawa sepeda motor, padahal harus naik jembatan penyebrangan jalan TOL Pejagan, melihat saja ngeri, karena tanjakan sangat tinggi, dan saat naik posisi mau masuk jembatan penyebrangan agak sedikit rusak pada aspalnya, jika tidak biasa pastinya karung lombok akan jatuh bersama dengan motor dan supirnya.

Ternyata tidak jatuh sahabat, saya coba ikuyi dibelakangnya, sambil mengawasi barangkali nanti jatuh terus langsung kita bantu mengangkatnya, luar biasa kagumnya saya kepada transporter ini. Tiap hari mengangkut lombok di lahan persawahan lalu dibawa ke pasar lombok sengon, pembelinya sudah menunggu, langsung ditawar harganya, cocok langsung bayar. Sangat mudah untuk menilai harga hasil bumi.

Bahkan saking cepatnya menaksir harga per karung, juragan lombok inipun paham dengan berapa kilo timbangan lombok yang sufah didalam karung, ilmu titen dan telaten menjdi modal kuat baginya untuk menilai suaty beban kilo lombok. 

Bahkan seorang tengkulak pun bisa menaksir langsung bobot bawang merah hanya dengan cara berjalan kaki, mereka tinggal menghitung langkahnya sekali putaran dan mampu menentukan total nanti yang akan di dapatkan, kalau ada selisih hasil setelah dipanen memang menjdi resiko bagi juragan ijon ini. 

Karena kebiasaan di bidangnya sehingga hapal betul prediksi untuk menawar bawang yang masih belum panen, kadang ada yang 5 hari lagi panen sudah bayar lunas, daripada nanti tidak dapat bawang merah, karena persaingan membeli bawang merah sangat banyak, jadi juragan bawang pun punya pasukan penaksir harga dan tonasi hasil bawang tersebut.

Ilmu titen jadi ilmu yang disimpannya dan mereka yang sudah kebiasaan di dalam memproyeksikan pakai jurus langkah kakinya bisa jadi ahli dan akan dipakai oleh pemodal kuat, cukup bayar kejujurannya dengan haega yang sepandan. Soalnya jika taksiran menentukan berapa jumlah tonasi keliru imbasnya tidak dipakai lagi oleh juragan atau majikan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun