Melihat foto di Resto Banaran Coffe Semarang, ada dua perempuan pemetik kopi, ku sempatkan untuk mengambil foto ini, inspirasi menulispun tertuju pada perempuan berdaya.Â
Di semua kebun kopi, suasana dingin pasti menyelimuti para pekerja ini, hawa dingin akan merasuk ke dalam tubuhnya, semangat kerja keras patut di apresiasi, karena saat berangkat sebelum sang surya menampakkan sinar pagi, bahkan ada yang melangkahkan kakinya menuju lokasi dan ada yang naik sepeda onthel sekedar mencari sesuap nasi.Â
Sementara ada juga yang naik sepeda motor melewati perbukitan dan lembah yang tentunya sangat beresiko, saat musim.hujan pun jalan begitu licin dan terjal, betapa luar biasa para perempuan ini, tak pernah mengeluh atas hidup ini, mereka nikmati dengan penuh keceriaan, ada aktivitas rutin untuk mendapatkan penghasilan demi memenuhi kebutuhan keluarganya.Â
Para perenpuan ini telah menunjukkan kontribusinya untuk negara, lewat petik biji kopi yang berkualitas, akan disulap menjadi sebuah kopi yang bermutu dan dinikmati oleh jutaan manusia yang ingin menikmato sensasi kopi racikan, ambil contoh biji kopi gayo Aceh, bisa sampai ke Kabupaten Brebes, para penikmat coffe tinggal datang ke cafee coffe dengan ragam khas coffe berbagai daerah, cukup membawa uang lima puluh ribu saja, anda bisa menikmati sensasi coffe yang beraroma khas.Â
Mengutip di portal femina.co.id terkait data penikmat kopi, bahwa Konsumsi kopi domestik Indonesia juga terus meningkat. Data Tahunan Konsumsi Kopi Indonesia 2019 yang dikeluarkan oleh Global Agricultural Information Network menunjukkan proyeksi konsumsi kopi domestik (Coffee Domestic Consumption) pada 2019/2020 mencapai 294.000 ton atau meningkat sekitar 13,9% dibandingkan konsumsi pada 2018/2019 yang mencapai 258.000 ton.
Sementara per kapitanya, konsumsi kopi masyarakat Indonesia relatif masih rendah dibandingkan negara lain, yaitu hanya sekitar 1 kilogram per orang pada 2018. Lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam yang tingkat pendapatannya di bawah Indonesia saja konsumsi kopi per orang mencapai 1,5 kilogram pada tahun yang sama.
Ini artinya bahwa nasib para perempuan pemetik kopi jangan dianggap sebelah mata, mereka menjadi pahlawan pendapatan pajak negara ini, mereka harus berdaya.Â