Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Pengalamanku Mengisi Data Sensus Penduduk Online 2020

19 Februari 2020   08:09 Diperbarui: 19 Februari 2020   12:05 4221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sensus Penduduk Online ( Dokpri )

Mengisi sensus penduduk online, ternyata kita harus teliti, karena kalau tidak teliti, akan muncul data belum terupdate, di check satu persatu oleh sistem.

Jika ada data yang belum terupdate maka kita bisa lihat data mana yang belum terisi.

Lalu lengkapilah, jika sudah maka lanjutkan. Karena para pengisi online berpedoman pada waktu pengisian per orang rata-rata 5 menit, sehingga dalam pikiran bawah sadarnya harus cepat-cepat, mestinya waktu pengisian per orang rata-rata ditambahkan menjadi 10 menit.

Dokpri
Dokpri
Usulan Untuk BPS

Mengisi sensus online juga harus menguasai data lengkap posisi anak kita yang sedang belajar, padahal belum tentu orangtua yang mempunyai anak, kemudian paham di mana desa, kecamatan dan alamat dimana anak ini tinggal, mereka tahunya nama tempat dimana anak itu belajar. 

Contoh, anak saya kuliah di Purwokerto, lalu tinggal di Pondok Pesantren, untung Ponpesnya ada website dan data dukungnya, sehingga mudah dicari dalam internet, lalu terbaca nama desa, nama kecamatan dan Kabupatennya. Namun nama RT dan RW tidak paham sehingga bisa memungkinkan data RT dan RW keliru.

Bisa dibayangkan jika orangtuanya adalah orang kampung, dan tidak tahu atau saat mengantarkan anaknya ke ponpes cuma diantarkan sama pamannya.

Sedangkan pamannya itu tidak tahu detail desa dan kecamatan di mana pondok pesantrennya tahunya hanya nama pondok pesantren dan kabupaten di mana lokasi ponpes tersebut.

Kesulitan yang lain, tidak ada tambahan ketika mengisi anak di pesantren, tidak ada tulisan pilihan pesantren, padahal banyak penduduk di Indonesia yang anaknya belajar di pesantren.

Mestinya oleh BPS ditambahkan pilihan pesantren dan alamatnya secara otomatis, sehingga saat diisi tinggal klik nama pesantren dan sudah terisi alamat lengkap dan RT sama RW nya, sehingga tidak menyusahkan bagi pengisi sensus penduduk online.

Dalam sensus penduduk online ini, tidak ada email notifikasi. Mestinya, saran penulis, setelah mengisi sensus selesai dan berhasil ada notifikasi atas keberhasilan pengisian melalui email, seperti halnya ketika kita punya rekening di bank kemudian kita memasukan Internet Banking, maka saat ada transaksi baik pengiriman ataupun pembayaran akan ada notifikasi atas keberhasilan atau kegagalan mengisi data tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun