Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Kompasianer Jateng Suaranya Mana Nih?

25 Agustus 2019   07:28 Diperbarui: 25 Agustus 2019   07:33 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc cariinfoyuk.com

Dunia digital memiliki peranan yang sangat penting dalam perubahan perilaku masyarakat, termasuk dalam upaya penyebarluasan informasi, walaupun belum semua penduduk memiliki handphone berbasis android yang terkoneksi dengan internet, namun sudah diakui, bahwa jendela informasi sangat luas dan mudah di akses dan setiap orang yang ingin tahu dan mau menelusuri hitungan detik bisa dapat informsi yang dibutuhkan.

Kehadiran kompasiana  di Indonesia patut di apresiasi, wajar saja sejumlah daerah dari berbagai sudut kota/kab mulai menggeliat, hanya saja belum nampak update kompasianer yang secara masif masuk dalam satu komunitas satu provinsi. 

Hanya beberapa provinsi yang bergerak menghimpun para penulis kompasiananya, seperti kompasiana palembang, DIY, Malang yang terlihat sekali guyup, rukun dan melakukan aksi sosial dalam rangka publikasi potensi, kuliner dan informasi daerahnya, sepertinya ini perlu di gagas dan ada pola-pola masif dan terstruktur agar muncul berbagai komunitas kompasianer seluruh provinsi, dampaknya akan muncul bibit unggul para penulis, sehingga gerakan menulis dan literasi membaca semakin meningkat.

Sampai hari ini, Jawa Tengah belum punya komunitas yang secara publikasi masif dan masing-masing kompasianer membuktikan lewat tulisannya untuk publikasi informasi jawa tengah. 

Tampak terlihat Brebes yang sudah punya kombes atau kompasianer Brebes, namun belum semua anggotanya secara masif dan rutin mempublikasikan informasi daerahnya, masih belum terlihat semangatnya untuk melakukan kerja-kerja jurnalistiknya dan upaya perubahan perilaku. 

Bahkan kompasianer kota tegal pun tampaknya sangat sedikit yang minat, buktinya jarang ada judul terkait Branding Kota Tegal termasuk Kabupaten Tegal. Bila ada publikasi, penulisnya bukan orang Asli Tegal atau Slawi sebagai putra daerah. 

Bagaimana dengan Kompasiana Jateng

Penulis amati, sejak 2017 hingga sekarang, branding tulisan penulis yang menunjukkan seorang kompasianer dari daerah dimana mereka mukim, belum terlihat dengan jelas, akan jelas jika dalam beberapa tulisannya mencantumkan judul nama kab/kota, maka bisa menutup kemungkinan penulis kompasiana tersebut adalah pernah lahir di kota tsb, mukim atau menetap di daerah tersebut, atau pernah mengikuti aktivitas di daerah yang dikunjungi dan baginya menarik untuk dipublikasikan. 

Sudah saatnya Provinsi Jawa Tengah para kompasianernya bersatu dalam satu komunitas, sehingga bisa berdiskusi bersama, melakukan publikasi kerja-kerja jurnalistik, termasuk mempopulerkan potensi sektor andalan dan unggulan daerah kab/kota secara sukarela dan membangun jejaring dengan komunitas lain dan menjaring keanggotaan baru kompasianer baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, dosen, ASN, pengusaha ataupun insan media, termasuk tokoh pemuda dan penggerak pembangunan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun