Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

SDM Unggul, Hak Disabilitas Diperhatikan dan Miliki Jamban Sehat

21 Agustus 2019   08:53 Diperbarui: 21 Agustus 2019   09:05 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simbol kaki di layanan publik menunjukkan penyelenggara atau pengambil kebijakan itu SDMnya Unggul, artinya bisa menunjukkan perumpamaan sebuah layanan publik yang unggul, karena bisa membedakan mana toilet pria, perempuan dan disabilitas. 

Jika tidak dikasih gambar simbol kursi roda,maka dapat dibayangkan betapa termarginalnya hak mereka yang disabilitas tidak terpenuhi. 

Makanya sudah menjadi kewajiban bagi pemerintah, dunia usaha, maupun tempat umum atau tempat peribadatan untuk memperhatikan hak para disabilitas.

Walaupun mereka minoritas, namun tidak ada manusia di dunia ini yang saat dilahirkan atau sudah dilahirkan kemudian mengalami disabilitas, semua pasti ingin tumbuh dan berkembang normal. 

Wajar saja bagi mereka yang hidup normal dan mendapatkan kekuasaan untuk merubah kebijakan untuk memperhatikan layanan publik ini yakni menyediakan toilet khusus disabilitas, dimana di dalamnya sudah didesain yang ramah drngan disabilitas. 

Bayangkan saja di ssbuah hotel, lalu toiletnya minimalis, sedangkan mereka yang disabilitas ini menggunakan kursi roda, petugas hotel pun bingung jika tiba-tiba ada kaum disabilitas ingin BAB dan BAK, apalagi kalau tempatnya tidak nyaman dan terlihat jorok. 

Kesan anda terhadap toilet bersih dan kumuh atau kotor jelas akan berbeda, jika kumuh, mau pipis saja sudah mau muntah, sudah bahu, jorok dan kotor lagi, harusnya mau pipis akhirnya tidak jadi. Kok ada ya pengusaha semisal SPBU tidak mau merawat toiletnya, padahal kalau di rawat bisa mendatangkan untung yang lumayan.

Pernah penulis datang di salah satu SPBU di wilayah Kabupaten semarang, karena sudah tidak tahan ingin BAK di toilet maka masuk ke SPBU tidak perhitungan, menurutku kalau SPBU kan ada petugas yang jaga, maklum hidupnya di jalur pantura dan hampir mayoritas SPBu ada petugas yang dibayar, bahkan ada juga bermitra dengan orang tasik, dengan sistem bagi hasil. 

Uang yang diterima sela satu bulan di bagi untung. Sehingga perawatan, ketersediaan air dan selalu dibersihkan setiap waktu, menjadikan nyaman bagi mereka yang ingin menggunakannya. 

Saat itu penulis beserta rombongan masuk, saat di buka pintu toiletnya, tak terbayangkan di dalamnya tidak ada air, ada bekas kotoran manusia dan bahunya minta ampun, seperti inikah kondisi SPBU, kok jorok sekali, dalam benakku, kok ada yah pengusaha bisa begitu dalam mencari bisnis, untung tidak di publikasi ke media sosial sebagai efek jera. 

Kembali ke simbol dan budaya masyarakat yang terkadang dirumahnya tidak punya jamban sehat, punya rumah bagus tapi tidak punya jamban, ini artinya SDM penghuni rumah tersebut jelas belum unggul, apalagi tahu yang dinamakan rumah sehat, tapi kenapa perilakunya tidak sehat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun