Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Malam Tirakatan, Simbol Bersyukur Atas Kemerdekaan

16 Agustus 2019   13:32 Diperbarui: 16 Agustus 2019   19:49 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tumpeng dan doa bersama, begitu kata kunci malam tirakatan, sejumlah warga hadir untuk doa bersama dan mengirimkan doa yang ditujukan kepada para pejuang kemerdekaan RI yang telah gugur mendahului kita, mereka berjuang dengan tenaga, pikiran dan jiwanya untuk mempertahankan negara ini dalam melawan penjajah. 

Generasi sekarang tinggal menikmati hasil perjuangan para pendahulu, melalui memajukan daerah dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Bukti komitmen mengisi kemerdekaan yakni bagi usia anak tetap belajar disekolah atau belajar di pondok pesantren, di saat sudah dewaasa maka melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi, sehingga SDM nya Unggul, Rakyatnya Maju. 

SDM unggul melalui ilmu pengetahuan yang di dapat, baik di dunia kampus lewat ilmu para dosen, buku yang dibaca maupun referensi pustaka penelitian, mereka juga dibekali ilmu penelitian dan pengabdian masyarakat yakni agar peduli dan menyatu dengan warga sekaligus mengamalkan ilmu yang di dapat.

Seorang calon dokter misalnya, selama periode tertentu belajar di kampus hingga beberapa semester, berinteraksi dengan para dokter senior yang sudah pengalaman dan membagikan ilmunya agar nanti tidak mengulangi kesalahan yang sama, minimal bisa menemukan pengalaman yamg berharga dan diamalkan kepada mahasiswanya yang sedang belajar di perkuliahan. 

Mahasiswa kedokteran juga mengikuti kulian kerja nyata, bisa dengan kegiatan pengobatan gratis, pemeriksaan kesehatan gratis, sosialisasi dan penyuluhan tentang disiplin ilmunya. Bahkan mereka bisa saja melakukan jasa konsultasi gratis dengan warganya selama masih terikat KKN. 

Selain itu, untuk membuktikan kemampuan personalnya maka diminta untuk melakukan praktek profesinya, dengan dosen pembimbingnya, mereka juga harus membuat kajian atau penelitian tindakan serta penelitian akademik sehingga saat terjun ke masyarakat, betul-betul menggunakan ilmunya dan mengamalkan ilmu sosialnya. Jika ingin lebih berprestasi dan maju, maka seorang dokter disarankan untuk belajar lagi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Seorang santri baik putra atau putri, diapun harus belajar menulis, membaca, menghafal, dan juga tawadhu dengan gurunya, adab menghormati dengan ahli ilmu sangat penting, kyainya dengan sabar dan mendidiknya setiap hari dengan enuh ikhlas dan sabar, begitu pun santrinya banyak belajar dari ilmu gurunya dan tindak tanduk gurunya sebagai tokoh panutan, makanya ilmunya bisa bermanfaat jika dalam belajar dengan sungguh-sungguh, mau mengikuti aturan yang ditetapkan lembaga pendidikan tersebut, dan ngaji biar bener, akhirnya ilmunya bisa diamalkan juga bener dan kober. 

Seorang santri dituntut saat sudah beradaptasi dengan masyarakat untuk siap disegala hal, menjadi tempat curhatan warganya dan menjadi tokoh panutan, sehingga semua tingkah laku para generasi muda ini senantiasa di lihat, diamati dan ditaati karena antara ucapan dengan tindakan sesuai dengan ilmu yang disampaikan, muncullah namanya barokah dan penghargaan dari masyarakat berupa pengakuan status, dan ini harus dijaga terutama ilmu nabi. 

Ketiga seorang guru yang pandai di disiplin ilmunya, juga akan menjadi tokoh panutan, jika mengabdikan tenaga, ilmunya dan sifat kedermawannya, disaat menjadi guru galak dan pelit, maka akan menjadi ciri bagi anak didiknya, kalau guru tersebut sudah galak, pelit dan malas mengajarkan ilmunya, dampaknya tidak ada penghormatan disaat muridnya ini telah selesai mendapatkan ilmunya. 

Guru itu harus di guru dan ditiru, ing ngarso sung tulodho ing madyo mangun karso tut wuri handayani, ini harus di pegang dengan baik dan dipatuhi dalam perkataan dan tindakan. 

Momentum nanti malam adalah malam tirakatan, sebagai warga yang hidup di Indonesia harus mengadakan dan mendoakan walaupun hanya sebuah pertemuan dan kirim doa tanpa harus membawa senjata untuk perang. 

Musuh ke depan kita adalah melawan hawa nafsu dan kemalasan yang tersruktur, upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, tidak menyebarkan berita hoak, tidak melakukan pelanggaran terhadap aturan negara yang sudah ditetapkan, jadilah warga yang patuh terhadap aturan yang dibuat oleh negara sebagai amanat hidup bernegara, bertindaklah untuk memajukan daerah dan jangan menjadi orang yang merugi yakni selalu menggantungkan persoalan keluarga dengan memperoleh fasilitas negara dari uang rakyat, conyohnya jika sudah menjadi orang mampu, maka bersedekahlah, jangan haknya orang miskin kemudian di nikmati bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun