Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Macet di Jalan, Solusinya Go-Jek

24 Mei 2019   10:28 Diperbarui: 24 Mei 2019   10:51 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Macet tiap hari menjadi momok bagi warga ibukota Indonesia di Jakarta, apalagi disaat ada demo terkait pilpres 2019, solusi cepat mencari pilihan yakni menggunakan go-jek atau grab. Kendaraan transportasi yang dianggap murah, cepat dan tepat waktu. Driver yang lincah, dan taat dengan aturan lalu lintas menjadikan kenyamanan. Bahkan dalam pembayaran bisa pilih tunai atau ovo atau g-pay. 

Kepercayaan publik dengan transportasi ini menjadikan menjamurnya bisnis ini, wajar saja jika di kota besar, saat kita mengakses android Go-Jek maka hitungan menit sudah ada jemputan sesuai dengan ordernya. Sepeda motor pribadi digunakan untuk dirinya dan juga difungsikan untuk usaha melalui daftar Go-Jek, sehingga simbiolis mutualisme. 

Doc pribadi
Doc pribadi
Animo warga untuk mendaftar Go-Jek semakin hari semakin meningkat, dibuktikan tiap menit saja saat jam kerja terlihat bersliweran kendaraan Go-Jek. Aman dan nyaman. Bahkan ada ASN yang punya anak di sekolah, kalau saat sibuk dan ada rapat, maka yang jemput anaknya dengan Go-Jek. Termasuk mereka yang ingin pesan go-food  bisa request cepat, hanya lewat handphone anda inilah pesanannya bisa langsung dan bayar sesuai jumlah yang terlihat di pembayaran.

Merambahnya bisnis transportasi ini, juga berimbas pada nasib gojek tanpa android, gojek yang mangkal di stasiun, terminal maupun di pangkalan tertentu. Terkarang zonasi dilanggar, akhirnya ada sedikit konflik. Nasib lain adalah becak, mereka merasakan imbasnya begitu kentara, antara ada bisnis Go-Jek menjadikan lesu usahanya, kalau dinaikkan harganya, tentunya becak tidak akan dilirik lagi. 

Namun di wilayah pegunungan, Bisnis Go-Jek masih sepi, terlihat saat mau request nyaris tidak ada yang bisa di pesan, maklum jika ada pun permintaan tidak banyak yang pesan, makanya mereka memilih di wilayah perkotaan agar nilai ekonominya tertutupi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun