Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Semua Pedagang Kecil Sudah Bergantung dengan Gas LPG

13 Mei 2018   15:03 Diperbarui: 13 Mei 2018   15:04 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gas LPG 3 Kg/Doc merahputih.com

Tahun 2007 penulis pernah bekerja di salah satu Perseroan terbatas yang menyalurkan Gas LPG 3 Kg, berbagai penolakan terjadi dari masyarakat itu sendiri, mereka takut dengan bahaya Gas LPG jika dinyalakan, sehingga ada beberapa kasus penolakan yang terjadi disejumlah daerah, bahkan pihak Pertamina tak segan-segannya  memberikan edukasi lewat cara aman menggunakan gas LPG bagi keluarga, pedagang kaki lima dan juga bagi penerima program konversi gas LPG. 

Sejak konversi gas LPG hingga sekarang 11 tahun, masyarakat sekarang mulai tidak takut lagi dengan bahaya gas, bahkan sejumlah pedagang kaki lima yang manggal di fasilitas umum hampir menggunakan gas sebagai bahan bakar untuk mengolah masakan siap sajinya, jarang ditemui menggunakan kayu sebagai bahan bakar untuk usahanya. 

Mengutip dalam media ekbis.sindonews.com menyebutkan bahwa Bank Indonesia (BI) mengklaim bahwa program konversi dari minyak tanah ke LPG 3 kilogram (kg) yang dilakukan pemerintah sejak 2007 telah menuai banyak manfaat. Bahkan, selama 10 tahun berjalan, program tersebut telah mampu memberikan penghematan kepada pemerintah senilai Rp197 triliun. ini artinya program ini memiliki daya ungkit penghematan yang luar biasa dan kecenderungan penolakan mulai tidak ada. 

Ketergantungan para pedagang kecil dan rumah tangga nampak terjadi, ketika terjadi kelangkaan stok tabung gas LPG 3 Kg, karena subsidi dari pemerintah mulai sedikit demi sedikit di cabut, sehingga negara tidak terbebani anggaran yang cukup besar, subsidi elpiji diperuntukkan bagi 40 persen kelompok masyarakat terbawah yang diambil dari basis data terpadu pemerintah. 

Adapun untuk skala rumah tangga, diberikan 3 tabung elpiji atau 9 kilogram per bulan, sehingga jika kalkulasi nasional akan ada 26,59 juta rumah tangga dan 2,3 juta unit usaha mikro yang akan menerima manfaat program subsidi gas elpiji ini.

Dengan konversi bahan bakar ke gas LPG bisa mengurangi tindakan illegal loging kayu yang terjadi, sehingga nasib hutan semakin tidak gundul atau alih fungsi, termasuk pengalihan kebijakan membangun rumah tidak menggunakan kayu, tapi dengan baja ringan, besi dan alumunium, ini dilakukan untuk menghindari praktek-praktek pembalakan kayu disejumlah daerah. 

Semua upaya pemerintah terkait energi ini dilakukan dalam rangka menghemat anggaran dan juga untuk menghindari adanya pengrusakan hutan akibat penebangan kayu disejumlah daerah. 

Jika puluhan tahun yang lalu ada operasi dari kepolisian terhadap pengiriman jati asli atau palsu, sekarang sudah mulai sedikit berkurang, karena memang stok kayu yang ada sudah sangat menipis dan wajar jika beberapa hutan di Indonesia mulai berkurang jumlah kayu tegakan, akibatnya bahaya bisa juga mengancam sewaktu-waktu bagi daerah hulu dan hilir bila ada kerusakan hutan yang tidak terkendalikan. 

Stok gas LPG 3 Kg sebenarnya tidak sebaik dengan 2 tahun yang lalu, dimana masyarakat dengan mudah membeli tabung gas 3 kilo, bahkan saat 3 tahunan lalu, di supermarket indomart atau alfamart pun menjual gas LPG 3 kg, namun setelah 2 tahun sekarang ini, di supermarket modern ini hanya menjual gas 12 kg, sudah tidak boleh menjual gas 3 Kg. 

Stok tabung gas 3 kg tersedia di agen GAS LPG yang sudah terdaftar dengan rantai distribusi gas, namun ada juga warung sembako yang jual gas 3 Kilo, hanya saja harga sudah jual berkisar antara Rp. 20 ribu hingga Rp 22.000 itupun stok gasnya tidak banyak, karena dibatasi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun