Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo menghadiri festival burung di Kebun Raya Bogor Jawa Barat. Ada 3000 ekor burung yang datang untuk ikut kontes dan mereka datang dari berbagai daerah untuk memeriahkan festival ini. Sebuah momentum terbaik bagi pecinta burung, penangkaran burung dan juga bagi mereka yang ingin melanjutkan hobinya di rumah maupun yang mau bisnis burung peliharaan dengan spesialis burung yang sering dilombakan.Â
Pernyataan Presiden yang dipublish di portal news.okezone.com, minggu (11/03/2018), menjadi angin segar tentunya bagi pegiat dan hobi kicau mania. Salah satu pernyataan yang menarik yang penulis kutip adalah, Presiden mengaku senang adanya lomba burung ini, karena telah mendorong adanya penangkaran sehingga spesies burung yang ada tidak punah.
"Saya menghargai tadi banyaknya penangkaran burung yang ada di daerah, tadi ada penangkaran muray, kolibri, jalak. Jalak Bali dulu hampir punah sekarang banyak lagi karena berhasil ditangkarkan. Sekarang jumlahnya banyak lagi," katanya.
Walaupun burung yang dimiliki presiden tidak masuk 10 besar namun upaya yang dilakukan Presiden di Istana Bogor patut di apresiasi.Â
Burung yang menang di festival tersebut secara otomatis menjadi berkah bagi pemiliknya, bayangkan ditawar ratusan juta untuk satu ekor burung yang menang, Â jika pemiliknya setiap hari mengikuti festival kicau mania dibeberapa daerah, dan burung yang dirawat ini di konteskan selalu juara, maka harga burungnya sudah naik, bila ditangkarkan atau dibudidayakan, maka anakan burung dari sang juara ini jelas punya daya magnet yang menjanjikan dan menjadi bibit unggul yang punya nilai jual mahal.
Belum tentu mereka yang hobi burung kemudian ikut festival atau turnamen atau latber dan sejenisnya yang diadakan oleh para komunitas gantangan burung. Kadang pencinta burung, kicauan burung dirumah untuk teman hidup sambil menikmati suara merdu dan ngeplong dari burung yang dimilikinya, semakin dirawat dengan baik maka suara burungnya semakin nyaring dan banyak variasinya.Â
Burung yang banyak dimiliki oleh warga dikampung berbagai kelas baik itu kelas ekonomi maupu  menengah ke atas. Untuk kelas menengah rata-rata memiliki burung kacer, murai borneo, murai medan, beo, Anis, termasuk jalak suren.Â
Namun bagi mereka ekonomi ke bawah biasanya punya kenari, pleci, deruk, maupun kutilang atau crocokan. Namun semua ini bisa dimiliki semua jika mereka punya sedikit fulus dan mau merawatnya dengan baik dan ingat perawatan setiap hari tidak kurang dari Rp 4 ribu tergantung jumlah burung yang dimiliki, rata-rata untuk pembelian jangkring sebagai suplemen atau extra fooding dan uler.Â
Dampak yang muncul dari banyaknya gantangan burung dan pecinta hobi burung akhirnya muncul banyak kios burung yang menjual aneka makanan dan pakan termasuk kandang burung dari harga ekonomi hingga berkelas. Tentunya disesuaikan dengan rupiah yang kita miliki dan jenis burung yang ada.Â
Pecinta burung ini rela menghabiskan waktu dan uangnya untuk sebuah burung yang dirawatnya. Harga burung itu diatas harganya ayam kampung,bahkan bisa tembus sekelas harga pajero spot, Â wajar jika pecinta burung walaupun belinya murah awalnya setelah dirawat cukup baik dan suaranya burung kencang dan juara maka tinggal tawar menawar tanpa ada tarifnya.Â
Penentuan tarif karena suka dan tahu kwalitas burung yang dibeli dan sudah banyak mendapatkan piagam penghargaan apalagi jika setiap festival kicau mania unggul juara satu atau dua, tentunya tinggal pemiliknya dapat sedikit keuntungan dari usahanya yang sudah dilakukan.Â